Jumat, 14 April 2017

5 Kota Terkaya di Pulau Sulawesi

Sulawesi merupakan salah satu dari 5 pulau terbesar di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2010, jumlah penduduk Pulau Sulawesi adalah 17,36 juta jiwa. Jumlah tersebut masih jauh dibawah populasi Pulau Jawa yang lebih dari 140 juta jiwa, maupun populasi Pulau Sumatera yang lebih dari 50 juta jiwa. Dengan populasi yang lebih kecil, wilayah urban atau perkotaan di Pulau Sulawesi juga tidak sebanyak di Pulau Jawa dan Sumatera. Secara umum pembangunan kota-kota di Sulawesi masih tertinggal dibandingkan kota-kota di Jawa dan Sumatera. Namun dalam beberapa tahun belakangan ini kota-kota di Sulawesi mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Perkembangan kota-kota di Sulawesi dapat dilihat dari perekonomian yang semakin membaik. Bicara tentang perekonomian kota-kota di Sulawesi, pada tulisan ini kita akan membahas tentang 5 kota terkaya di Pulau Sulawesi. Tentunya kekayaan kota-kota di Sulawesi tidak sesignifikan kota-kota di Jawa dan Sumatera. Apalagi sebagian besar kota-kota di Pulau Sulawesi juga minim sumber daya alam. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah daftar 5 kota terkaya di Pulau Sulawesi. Kekayaan tersebut diukur berdasarkan pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku yang dirilis oleh BPS.

1. Makassar

Makassar kota terkaya di pulau Sulawesi
Foto : Salsawisata.com

Makassar merupakan kota terkaya di Pulau Sulawesi bila dilihat berdasarkan pendapatan per kapita. Ibukota Sulawesi Selatan ini memiliki pendapatan per kapita yang mencapai Rp78,772 juta. Selain berstatus sebagai kota terkaya, Makassar juga merupakan kota terbesar di Pulau Sulawesi. Kota ini merupakan satu-satunya kota di Pulau Sulawesi yang berstatus sebagai kota metropolitan.

2. Manado

Foto : Skyscrapercity.com

Posisi kedua kota terkaya di Pulau Sulawesi dipegang oleh Kota Manado. Kota Manado bukan cuma terkaya kedua di Pulau Sulawesi, namun juga merupakan kota terbesar kedua di Pulau Sulawesi setelah Kota Makassar. Ibukota Sulawesi Utara ini memiliki pendapatan per kapita sebesar Rp60,019 juta.

3. Bitung

Foto : Metrotvnews.com

Sama halnya seperti Kota Manado, Kota Bitung juga berada di Provinsi Sulawesi Utara. Kota ini terkenal dengan statusnya sebagai kota pelabuhan. Bitung merupakan kota dengan pendapatan per kapita terbesar ketiga di Pulau Sulawesi. Kota ini memiliki pendapatan per kapita sebesar Rp56,463 juta.

4. Palu

Foto : Amabeltravel.com

Kota Palu merupakan ibukota dari Provinsi Sulawesi Tengah. Bila dilihat berdasarkan pendapatan per kapita, Kota Palu merupakan kota terkaya keempat di Pulau Sulawesi. Pendapatan per kapita Kota Palu mencapai Rp46,889 juta.

5. Kendari

Foto : Indonesia-culturess.blogspot.com

Kota Kendari merupakan ibukota dari provinsi Sulawesi Tenggara. Kota Kendari memiliki pendapatan per kapita yang mencapai Rp43,443 juta. Dengan pendapatan per kapita yang sebesar itu menempatkan Kota Kendari berada di urutan ke-5 sebagai kota dengan pendapatan per kapita tertinggi di Pulau Sulawesi.

Semua data pendapatan per kapita diatas bersumber dari data BPS (Badan Pusat Statistik) untuk tahun 2015. Diantara 5 kota diatas, hanya Kota Kendari yang memiliki pendapatan per kapita dibawah pendapatan per kapita nasional. Pendapatan per kapita nasional untuk tahun 2015 adalah 45,18 juta rupiah.

4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum wrb, saya mohon maaf kalau postingan saya menyinggung perasaan anda semua tapi saya lillahi ta’ala hanya mau menceritakan pengalaman pribadi saya saya berharap ada yang sama seperti saya.perkenalkan terlebih dahulu saya aini andari tinggal di Padang,dulu saya penjual kue keliling himpitan ekonomi yang membuat saya seperti ini,saya tidak menyerah dengan keadaan saya tetap usaha,pada suatu malam saya buka internet tidak sengaja saya lihat postingan seseorang yang sama seperti saya tapi sudah berhasil,dia dibantu oleh mbah bedjo tampa pikir panjang saya hubungi beliau saya dikasi pencerahaan dan dikasi solusi,awalnya saya tidak mau tapi sya beranikan diri mengikuti saran beliau,alhamdulillah berjalan lancar sekarang saya punya toko bangunan Jaya Abadi didaerah Padang,terimah kasih saya ucapkan pada mbah bedjo berkat beliau saya seprti ini,mungkin banyak orang yang menyebut saya mengada-ada tapi saya buktikan sendiri,khusus yang serius mau bantuan silahkan hub beliau mbah bedjo beliau orangnya baik ini nomor beliau 082316139285 atau ini pengalaman pribadi saya percaya atau tidak semua tergantung pembaca demi Allah ini nyata sekian dan terima kasih ,Assalamualaikum Wrb....allahuakbar....allahuakbar....allahuakbar

    BalasHapus
  3. Gubernur Sultra, Nur Alam berdiri dengan gagahnya memberikan Konfrensi Pers di Podium Presiden. "Bijih nikel yang terkandung di wilayahnya sebanyak 97, 4 miliar ton. Bila dikonversikan dengan rupiah bijih nikel tersebut seharga 48 ribu triliun.

    Koran pagi, Kendari Pos kali ini langsung saya baca. Pernyataan Nur Alam sungguh menggembirakan seluruh rakyat Indonesia. Tidak hanya rakyat Sultra saja yang bangga, ternyata di tengah carut marut kasus - kasus hukum yang belum terungkap, yang merugikan negara ratusan trilyun rupiah, kekayaan negeri ini belum habis. Coba bayangkan, 48 ribu trilyun rupiah. Kalau kekayaan alam tersebut dikelola sesuai dengan mandat pasal 33 UUD 1945, pasal 3 pasti seluruh rakyat Sultra mentas dari kemiskinan. Bisa jadi Sutra menjadi provinsi paling kaya di Indonesia. Satu jenis tambang nikel saja sudah puluhan trilyun rupiah. Jenis tambang lainnya seperti emas yang nilainya lebih tinggi juga tersedia di Sulawesi Tenggara. Mau tahu berapa nilainya?

    Menurut Nur Alam seperti yang diberitakan di Kendari Pos, potensi sumber daya alam yang dimiliki Sultra butuh waktu 200 tahun agar bisa habis. Selain bijih nikel, Sultra juga kaya bijih emas. Ada potensi 1125 ribu juta ton yang belum dikelola. Jika dikonversikan dengan harga 300 ribu per gram sesuai dengan harga sekarang, nilainya berkisar 337 ribu trilyun rupiah. Coba bayangkan, betapa kayanya Sultra. Kalkulator yang saya punya saja tak mampu menghitung jumlah nolnya.

    BalasHapus
  4. Sayang sekali jika kekayaan alam itu cuma dinikmati investor asing

    BalasHapus