Senin, 19 Februari 2024
Kamis, 15 Februari 2024
Batam vs Medan vs Makassar, Manakah Kota Metropolitan Terbaik di luar Pulau Jawa?
1. Populasi
2. Luas wilayah
3. PDRB
4. Pendapatan per kapita
5. Infrastruktur
6. APBD
7. Indeks Pembangunan Manusia
Rabu, 31 Januari 2024
Selain Jakarta, 10 Kota di Indonesia juga Memiliki Banyak Pencakar Langit
Jakarta merupakan kota metropolitan terbesar di Indonesia. Sebagai sebuah kota metropolitan, pemandangan Kota Jakarta sangat identik dengan gedung-gedung pencakar langit. Bahkan boleh dibilang Jakarta merupakan salah satu kota pemilik gedung pencakar langit terbanyak di Asia Tenggara. Berdasarkan situs skyscrapercity, jumlah pencakar langit di Kota Jakarta sudah diatas 446 gedung. Tentunya itu bukanlah daftar ter-update. Kalau kita memakai data terkini jumlahnya tentu lebih dari itu.
Sebenarnya beberapa kota lain di Indonesia juga memiliki pencakar langit seperti Jakarta. Hanya saja jumlahnya tidak sebanyak Kota Jakarta. Begitupun dengan ketinggian pencakar langitnya yang belum sejangkung Jakarta. Mau tahu apa saja kotanya? Berikut adalah daftar 10 kota di Indonesia pemilik pencakar langit selain Kota Jakarta.
1. Surabaya
Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Kota Jakarta. Ibukota Jawa Timur ini memiliki pencakar langit sebanyak 156 gedung. Cukup jomplang bila kita bandingkan dengan Kota Jakarta.
2. Bandung
Jumlah pencakar langit di Kota Bandung sebenarnya cukup banyak, yaitu mencapai 86 gedung. Hanya saja ketinggiannya dibatasi karena Bandung berada dalam zona KKOP (Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan. Ini dikarenakan Kota Bandung memiliki bandara yang beroperasi ditengah kota.
3. Medan
Bukan cuma kota-kota di Pulau Jawa yang memiliki pencakar. Salah satu kota di luar Pulau Jawa yang memiliki pencakar langit yang cukup masif adalah Kota Medan. Ibukota Sumatera Utara ini memiliki pencakar langit sebanyak 44 gedung.
4. Makassar
Makassar juga merupakan salah satu kota di luar Pulau Jawa dengan kehadiran pencakar langit yang cukup masif. Satu-satunya kota metropolitan di kawasan Indonesia timur ini memiliki 41 gedung pencakar langit.
5. Semarang
6. Bekasi
7. Depok
8. Tangerang
9. Batam
10. Balikpapan
Itulah deretan kota selain Kota Jakarta yang juga memiliki gedung pencakar langit di Indonesia. Jujur, sebenarnya kota-kota di luar Jakarta ini belum ada apa-apanya dibandingkan Kota Jakarta dalam keberadaan gedung pencakar langit. Bahkan seandainya gedung-gedung pencakar langit dari kota-kota diatas kita gabungkan, masih kalah jumlah dibandingkan dengan Kota Jakarta.
Rujukan :
https://www.skyscrapercity.com/threads/emporis-point-updates-statistic-skyline-ranking.1790639/
Kamis, 27 Juli 2017
5 Kota Metropolitan Terkaya di Indonesia
Kota metropolitan adalah suatu wilayah yang memiliki populasi yang besar yang memiliki satu kota inti dan daerah-daerah tetangga sebagai penyangga kota inti. Secara umum untuk di Indonesia, sebuah kota masuk dalam kategori metropolitan sekurangnya-kurangnya memiliki populasi 1 juta jiwa.
Bicara tentang kota metropolitan, pada tulisan ini kita akan membahas tentang 5 kota metropolitan terkaya di Indonesia. Kekayaan yang dimaksud dilihat berdasarkan pendapatan per kapita masing-masing kota. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah daftarnya.
1. Jakarta
2. Surabaya
Posisi kedua kota metropolitan terkaya di Indonesia dipegang oleh Kota Surabaya. Surabaya sendiri merupakan kota dengan populasi terbesar kedua di Indonesia setelah Kota Jakarta. Ibukota Jawa Timur ini terkenal sebagai kota yang menghubungkan antara Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian timur. Pendapatan per kapita Kota Surabaya mencapai 142,596 juta rupiah.
3. Batam
Batam terkenal sebagai salah satu kota industri Indonesia. Selain itu kota ini juga berada pada posisi yang strategis yang berbatasan langsung dengan negara Singapura. Kota ini berada pada posisi ketiga sebagai kota metropolitan terkaya di Indonesia. Kota Batam memiliki pendapatan per kapita yang mencapai 101,877 juta rupiah.
4. Pekanbaru
Pekanbaru adalah ibukota dari Provinsi Riau. Seperti yang kita ketahui, Riau merupakan salah satu provinsi terkaya di Indonesia. Hal tersebut juga berimbas terhadap Kota Pekanbaru sehingga memiliki pendapatan per kapita yang cukup besar. Pendapatan per kapita Kota Pekanbaru adalah 80,946 juta rupiah dan berada pada posisi keempat diantara kota-kota metropolitan di Indonesia.
5. Semarang
Posisi kelima kota metropolitan terkaya di Indonesia dipegang oleh Kota Semarang. Semarang merupakan salah satu kota pelabuhan utama di Pulau Jawa. Ibukota Jawa Tengah ini memiliki pendapatan per kapita yang mencapai 78,930 juta rupiah.
Itulah daftar 5 kota metropolitan terkaya di Indonesia yang dilihat berdasarkan pendapatan per kapita masing-masing kota. Semua data pendapatan per kapita diatas bersumber dari data yang dirilis oleh BPS (Badan Pusat Statistik).
Rabu, 19 Juli 2017
Perbandingan Transportasi Jakarta dengan Kota ASEAN Lainnya
Jakarta vs Singapura
Boleh dibilang kondisi transportasi di Kota Jakarta tertinggal jauh bila dibandingkan dengan Kota Singapura. Singapura masuk dalam daftar kota dengan moda transportasi terbaik di Asia. Singapura mengandalkan sistem MRT (Mass Rapid Transit) sebagai moda transportasi andalannya. Berbeda dengan Kota Jakarta yang mengandalkan sistem BRT (Bus Rapid Transit) yang kita kenal dengan sebutan busway. Sistem MRT jelas jauh lebih unggul bila dibandingkan dengan BRT. Selain frekuensinya yang lebih tinggi karena memiliki jalur sendiri, kapasitasnya juga lebih besar bila dibandingkan dengan BRT.
Singapura sendiri tidak memiliki sistem BRT seperti yang ada di Jakarta. Sekedar informasi, Jakarta merupakan kota dengan jalur BRT terpanjang di dunia. Namun walau demikian, kondisi bus yang ada di Kota Singapura jauh lebih baik bila dibandingkan dengan Jakarta. Bus di sana jauh lebih bersih dan jauh lebih terawat.
Kuala Lumpur vs Jakarta
Kondisi transportasi di Kota Kuala Lumpur masih berada dibawah Kota Singapura. Namun bila dibandingkan dengan Kota Jakarta, Kuala Lumpur masih unggul cukup jauh. Seperti yang kita ketahui, Jakarta hanya mengandalkan BRT sebagai moda transportasi utama. Sementara Kuala Lumpur telah memiliki sistem angkutan berbasis rel seperti yang ada di Singapura. Singapura telah memiliki 3 jalur LRT (Light Rail Transit) dan 1 jalur MRT (Mass Rapid Transit). Selain itu Kuala Lumpur juga telah memiliki satu jalur BRT (Bus Rapid Transit). Untuk angkutan bus, secara umum kondisi bus di Kota Kuala Lumpur tidak jauh berbeda dengan Singapura. Dengan demikian tentunya kondisi bus di Kuala Lumpur jauh lebih baik dibandingkan Jakarta.
Bangkok vs Jakarta
Tidak jauh berbeda dengan kota-kota sebelumnya, transportasi di Kota Jakarta juga cenderung tertinggal bila dibandingkan dengan Bangkok. Sama seperti Singapura dan KL, Kota Bangkok juga telah memiliki sistem rapid transit. Ada dua layanan sistem rapid transit yang beroperasi di Kota Bangkok. Kedua sistem rapid transit tersebut adalah BTS Skytrain dan Bangkok MRT. Masing-masing sistem rapid transit memiliki dua jalur.
Bangkok juga telah memiliki Bus Rapid Transit (BRT) sejak tahun 2010 lalu. Namun BRT yang beroperasi di Kota Bangkok baru satu jalur saja.
Manila vs Jakarta
Kota Manila sama seperti tiga kota yang kita bahas sebelumnya. Kota ini juga telah memiliki sistem rapid transit. Kota Manila memiliki tiga jalur sistem rapid transit jenis LRT (Light Rail Transit). Diantara kota-kota lainnya di ASEAN, Manila merupakan kota tertua yang memiliki sistem rapid transit. Namun di luar sistem rapid transit tersebut, transportasi di Kota Manila tidak lebih baik bila dibandingkan Jakarta.
Hanoi vs Jakarta
Dari semua kota yang kita bandingkan dengan Kota Jakarta, boleh dibilang hanya kota hanoi yang posisinya berada dibawah Kota Jakarta. Baik Hanoi ataupun Jakarta sama-sama belum memiliki sistem rapid transit. Kondisi bus ataupun angkutan yang menggunakan jalan raya lainnya yang berada di Kota Hanoi kondsinya masih berada dibawah Kota Jakarta. Sama seperti Jakarta, Hanoi masih mengandalkan transportasi bus sebagai moda transportasi utama.
Minggu, 11 Juni 2017
15 Kota dengan Skyline Terbaik di Asia Tenggara
Perkembangan pesat tersebut tercermin dari kehadiran gedung-gedung pencakar langit yang semakin menjamur, khususnya pada kota-kota di 6 negara yang disebutkan diatas. Pesatnya pertumbuhan gedung-gedung pencakar langit membuat skyline kota di negara-negara tersebut semakin padat. Bagi yang belum tahu, skyline merupakan garis cakrawala yang terbentuk oleh daratan atau kumpulan gedung. Dalam kamus Oxford, skyline didefinisikan sebagai an outline of land or buildings defined against the sky.
Bicara tentang skyline, mungkin kita perlu tahu seperti apa kondisi skyline dari kota-kota di Asia Tenggara untuk saat ini. Untuk itu pada kesempatan ini kita akan membahas tentang 15 kota dengan skyline terbaik di Asia Tenggara versi Kota Kita. Untuk lebih jelas, berikut adalah daftarnya.
1. Singapura
2. Bangkok
3. Kuala Lumpur
Kuala Lumpur merupakan kota dengan skyline terbaik ketiga di Asia Tenggara. Salah satu yang membuat skyline Kuala Lumpur tampak menarik adalah karena keberadaan Menara Kembar Petronas yang terkenal. Menara ini merupakan menara kembar tertinggi di dunia. Gedung-gedung pencakar langit di kota Kuala Lumpur juga cukup padat, meski tidak sepadat Singapura dan Bangkok. Kota ini merupakan kota terdepan di Asia Tenggara dalam kepemilikin gedung-gedung pencakar langit dengan ketinggian diatas 300 m.
4. Manila
Kota dengan skyline terbaik keempat di Asia Tenggara dipegang oleh Kota Manila. Manila merupakan kota terbesar di Filipina. Skyline di kota ini cukup padat.. Hanya saja karena penataan kotanya yang tidak terlalu baik, membuat skyline Manila tidak sebagus Singapura, Bangkok dan KL. Tidak jauh berbedalah dengan kondisi Kota Jakarta.
5. Jakarta
Jakarta berada diposisi kelima untuk skyline terbaik di Asia Tenggara. Gedung-gedung di kota terbesar di Indonesia ini bukannya kalah banyak bila dibandingkan kota-kota yang kita bahas sebelumnya. Jakarta hanya kalah dalam hal kerapatan gedung karena pembangunan gedung-gedung tinggi di Kota Jakarta yang cenderung menyebar. Kalau dilihat berdasarkan pertumbuhan gedung-gedung pencakar langit dengan ketinggian diatas 200 m, Jakarta justru berada pada posisi teratas.
6. Hanoi
7. Saigon
8. Penang
9. Johor Bahru
10. Pattaya
11. Surabaya
12. Cebu
13. Da Nang
14. Tangerang
15. Malaka
Rabu, 24 Mei 2017
Melanjutkan Cita-Cita Memajukan Kota Batam
Namun sayangnya semua harapan tersebut masih jauh dari kenyataan. Padahal ketika pertama kali pemerintah Indonesia mengembangkan Kota Batam pada dekade 1970-an, Kota Batam direncakan dapat menjadi Singapura-nya Indonesia. Makanya berbagai infrastruktur besar dibangun di Kota Batam. Contohnya Jembatan Barelang yang merupakan salah satu jembatan terpanjang di Indonesia dan Bandara Internasional Hang Nadim yang merupakan bandara dengan landasan pacu terpanjang di Indonesia. Namun akhirnya pengembangan Kota Batam malah jalan di tempat. Sekarang jangankan dengan Singapura, dengan Johor Bahru saja Batam masih kalah saing. Padahal Kota Batam jauh lebih dulu berkembang dibandingkan Johor Bahru.
Salah satu alasan mengapa perkembangan Kota Batam tidak sesuai harapan adalah karena adanya dualisme kepemimpinan. Pemerintah Indonesia ingin mengurus sendiri Kota Batam dengan membentuk Badan Pengusahaan (BP) Batam. Sementara di luar itu, Batam juga memiliki Pemerintahan Kota yang sah. Jadi, sebelum pemerintah mengambil langkah lebih jauh, harusnya selesaikan terlebih dahulu dualisme kepemimpinan di Kota Batam sehingga tidak ada kejadian saling tindih kepentingan.
Meski Kota Batam masih jauh dari harapan, namun kota ini masih menjadi salah satu kota dengan perkembangan perekonomian terpesat di Indonesia. Potensi ekonomi Kota Batam memang besar. Diantaranya ditopang oleh sektor industri, perdagangan dan jasa. Kota Batam juga masuk dalam daftar 3 besar daerah sebagai pintu masuk utama wisatawan mancanegara ke Indonesia. Jadi kalau kita bicara potensi, Batam memang memiliki potensi yang besar. Tinggal bagaimana cara Pemerintah Indonesia untuk memaksimalkan semua potensi yang ada. Salah satunya mungkin dengan cara meningkatkan konektivitas dengan Singapura.
Seperti yang pernah kita bahas sebelumnya, Kota Batam kalah saing bila dibandingkan dengan Johor Bahru. Johor Bahru adalah salah satu kota di Malaysia yang berbatasan langsung dengan Singapura. Saat ini Kota Johor Bahru benar-benar menikmati berkah dari kemajuan Singapura. Pasalnya antara Johor Bahru dan Singapura telah semenjak lama dihubungkan oleh jembatan yang bernama Jalan Penghubung Johor-Singapura. Jadi saat ini Kota Johor Bahru telah berperan layaknya sebagai kota satelit bagi Singapura. Banyak orang Singapura yang kemudian berinvestasi di Johor Bahru, terutama disektor properti.
Batam juga harus melakukan hal serupa kalau mau mendapatkan berkah dari kemajuan Singapura. Meskipun untuk membangun jembatan yang menghubungkan Batam dengan Singapura akan membutuhkan anggaran yang lebih besar. Pemerintah Indonesia juga pasti akan berpikir panjang untuk membangun jembatan yang menghubungkan Batam dengan Singapura karena anggaran yang besar tersebut. Padahal kalau jembatan tersebut benar-benar terwujud, Kota Batam tidak akan hanya terhubung dengan Singapura, tetapi juga akan terhubung dengan Malaysia. Anggaran yang besar tersebut akan sebanding dengan apa yang akan diraih oleh Kota Batam.
Selain hal diatas, pembenahan internal juga perlu dilakukan oleh Kota Batam. Batam terkenal sebagai salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia. Sebagai kota industri, salah satu infrastruktur yang dibutuhkan oleh Kota Batam adalah infrastruktur yang menghubungkan kawasan industri dengan pelabuhan. Dengan demikian arus perdangan akan lebih lancar. BP Batam memang sudah ada rencana untuk membangun jalan tol yang menghubungkan Kawasan Industri Muka Kuning dengan Pelabuhan Kargo Batuampar. Namun saat ini masih sebatas wacana.
Kota Batam juga perlu membangun angkutan cepat atau rapid transit. Tidak ada kota maju di dunia yang tidak memiliki angkutan cepat. BP Batam juga sudah pernah mengusulkan wacana ini dengan membangun angkutan cepat jenis LRT (Light Rail Transit). Intinya adalah, Kota Batam perlu mengembangkan infrastruktur yang mampu membuat mobilitas barang dan orang menjadi lebih efesien.
Sebagai penutup saya ingin menyampaikan bahwa inti dari tulisan ini adalah, Pemerintah Indonesia harus melakukan langkah besar kalau ingin memberikan perubahan besar bagi Kota Batam. Kita sangat menghargai cita-cita pemerintah yang ingin memajukan Kota Batam. Namun semua itu sulit dicapai kalau pemerintah tidak berani berkorban lebih besar.
Rabu, 10 Mei 2017
Jakarta, Surabaya, dan Bandung Masuk dalam Daftar Global City
Indonesia sendiri menempatkan tiga kotanya dalam daftar kota global untuk regional Asia Pasifik. Kota-kota tersebut adalah Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Seperti yang kita ketahui, Jakarta, Surabaya, dan Bandung merupakan tiga kota terbesar di Indonesia. Ketiga kota tersebut juga memiliki porsi terbesar terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia. Kota Jakarta memiliki kontribusi 16,95 persen terhadap PDB Indonesia. Sementara Surabaya dan Bandung masing-masing memiliki kontribusi 3,48 persen dan 1,68 terhadap PDB Indonesia.
Kita harapkan semoga terus bertambah kota-kota di Indonesia yang masuk dalam kategori kota global. Kalau perlu tidak hanya kota-kota di Pulau Jawa, namun juga kota-kota di luar Pulau Jawa seperti Medan dan Makassar. Apalagi saat ini pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan pemerataan pembangunan ke berbagai daerah di Indonesia.
Dibawah ini merupakan daftar lengkap kota-kota di Asia Pasifik yang masuk dalam daftar kota global yang bersumber dari situs atkearney.
Jumat, 24 Maret 2017
Melihat Perkembangan Pesat Kota Surabaya
Sebagai sebuah kota metropolitan, tentunya Surabaya memiliki area metropolitan. Area metropolitan Surabaya bernama Gerbangkertosusila yang merupakan akronim dari Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan. Area metropolitan Gerbangkertosusila merupakan area metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah area metropolitan Jabodetabek. Berdasarkan data tahun 2010, Gerbangkertosusila memiliki populasi penduduk yang mencapai 9.115.485 jiwa dengan luas wilayah adalah 1.548,3 km persegi. Berbagai kerjasama terus dilakukan untuk meningkatkan perekonomian daerah-daerah yang masuk dalam area metropolitan Gerbangkertosusila. Salah satunya adalah pengalihan sektor industri dari Kota Surabaya ke kota-kota penyangga seperti Gresik dan Sidoarjo. Dengan demikian, beban Kota Surabaya dapat terkurangi serta perekonomian Gresik dan Sidoarjo dapat lebih berkembang. Surabaya bisa lebih fokus lagi untuk mengembangkan perekonomian disektor jasa dan perdagangan.
Boleh dibilang Kota Surabaya mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Salah satu indikatornya dapat dilihat dari kehadiran gedung-gedung pencakar langit yang semakin menjamur di Kota Surabaya. Memang, gedung-gedung pencakar langit di Kota Surabaya belum sebanyak dan belum sejangkung gedung-gedung pencakar langit di Kota Jakarta. Namun setidaknya Kota Surabaya sudah bisa sedikit mendekati Kota Jakarta. Kota Surabaya telah memiliki gedung pencakar langit yang ketinggian mencapai 50 lantai. Kedepannya akan semakin banyak lagi gedung-gedung pencakar langit dengan ketinggan 50 lantai atau lebih yang hadir di Kota Surabaya.
Baca juga : 20 Gedung Tertinggi di Kota Surabaya
Selain gencar membangun gedung tinggi, Kota Surabaya juga gencar dalam mengembangkan infrastruktur. Salah satu infrastruktur Kota Surabaya yang terkenal unggul dibandingkan kota-kota lainnya di Indonesia adalah trotoar atau jalur pedestrian (pedestrian way). Selama kepemimpinan Walikota Tri Rismaharini, Kota Surabaya memang sangat fokus dalam membenahi trotoar. Hingga tahun 2016 lalu, Kota Surabaya telah memiliki lebih dari 45 km trotoar yang nyaman bagi pejalan kaki. Trotoar-trotoar tersebut dibuat lebar dan bebas dari PKL. Salah satu trotoar paling lebar di Kota Surabaya berada di Jalan Embong Malang. Trotoar tersebut memiliki lebar 5 meter dan kerap dimanfaatkan oleh sejumlah komunitas untuk melakukan aktivitas. Selain gencar membenahi trotoar, Tri Rismaharini juga terkenal gencar membenahi taman-taman di Kota Surabaya. Salah satu taman di Kota Surabaya yang bernama Taman Bungkul, sempat meraih predikat sebagai taman terbaik di Asia pada tahun 2013 lalu.
Baca juga : Beginilah Perbandingan antara Kota Bandung dengan Kota Surabaya
Infrastruktur jalan juga tidak luput dari perhatian Pemerintah Kota Surabaya. Saat ini ada beberapa proyek infrastruktur jalan yang sedang dikerjakan di Surabaya. Proyek-proyek tersebut antara lain Middle East Ring Road (MERR), Frontage Road (FR) sisi barat dan timur, Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), dan Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT). Saat ini yang tengah dikebut pengerjaannya adalah proyek Frontage Road sisi barat dan MERR II C. Diharapkan kedua jalan tersebut sudah selesai pengerjaannya pada tahun 2017 ini. Jalan-jalan baru tersebut diharapkan dapat mengurai kemacetan di Kota Surabaya yang semakin hari semakin parah kondisinya.
Sebagai sebuah kota perdagangan, Surabaya tentunya memiliki infrastruktur pelabuhan yang memadai. Pelabuhan Tanjung Perak merupakan penopang utama sektor perdagangan di Kota Surabaya. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan tersibuk kedua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk menunjang kinerja Pelabuhan Tanjung Priok, pada tahun 2015 Surabaya juga meresmikan pelabuhan lainnya yang bernama Pelabuhan Teluk Lamong. Pelabuhan ini disebut-sebut sebagai pelabuhan tercanggih di Indonesia. Pengoperasian pelabuhan ini sudah menggunakan komputerisasi sehingga minim pemanfaatan tenaga manusia secara langsung. Pelabuhan ini sanggup melayani kapal-kapal besar dengan bobot hingga 5 juta TEUs. Selain canggih, Pelabuhan Teluk Lamong juga mengusung konsep Green Port. Pelabuhan Teluk Lamong hanya membolehkan truk kontainer yang menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk masuk ke area pelabuhan. Di sana disediakan transfer area untuk memindahkan kontainer-kontainer dari truk yang tidak menggunakan BBG ke truk yang menggunakan BBG yang telah disediakan oleh pihak Pelabuhan Teluk Lamong.
Selain pelabuhan, Surabaya juga memiliki bandara yang mumpuni. Bandara tersebut bernama Bandara Internasional Juanda. Meski melayani penumpang Surabaya, Bandara Internasional Juanda sebenarnya berada di Kabupaten Sidoarjo. Pada tahun 2015 lalu, Bandara Internasional Juanda mampu melayani penumpang sebanyak 18.911.256 jiwa dan menjadi bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno Hatta. Saat ini Bandara Internasional Juanda ditopang oleh dua buah terminal penumpang. Kedepannya Bandara Internasional Juanda akan mengembangkan terminal ke-3 dengan kapasitas yang mencapai 70 juta penumpang. Dengan kapasitas sebesar itu, menjadikan Terminal 3 Bandara Internasional Juanda sebagai terminal bandara termegah di Indonesia. Mayoritas lahan untuk Terminal 3 Bandara Internasional Juanda rencananya akan berada di area reklamasi. Terminal ini akan diapit oleh dua landasan pacu dan akan memiliki 164 garbarata atau pintu menuju pesawat.
Infrastruktur yang paling diharapkan dapat segera terwujud di Kota Surabaya adalah Angkutan Massal Cepat (AMC). Untuk mewujudkan hadirnya Angkutan Massal Cepat di Kota Surabaya, Pemerintah Kota Surabaya sudah merencanakan untuk membangun trem dan LRT (Light Rail Transit). Untuk trem, harusnya sudah dilakukan pembangunan di awal 2017. Sayangnya masih terjadi tarik ulur dalam hal pendanaan. Pemerintah Kota Surabaya jelas tidak akan sanggup melakukan pembangunan trem tersebut kalau hanya mengandalkan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) kota. Untuk itu perlu ada sokongan dana dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Dana dari APBN ini yang sampai sekarang masih belum jelas realisasinya. Padahal Kota Surabaya benar-benar sudah sangat membutuhkan Angkutan Massal Cepat sebagai salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan di Kota Surabaya. Bila sudah memiliki Angkutan Massal Cepat, Pemerintah Kota Surabaya bisa melakukan pembatasan kendaraan untuk daerah-daerah yang dilalui dilalui oleh Angkutan Massal Cepat. Kehadiran Angkutan Massal Cepat tentunya akan semakin mengukuhkan Kota Surabaya sebagai salah satu kota dengan infrastruktur paling memadai. Bukan cuma di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara.