Terlengkap dalam menyajikan informasi seputar kota-kota di Indonesia

Jakarta vs Amsterdam, Adu Gengsi Kota Paling Maju di Indonesia vs Belanda

Indonesia dan Belanda memiliki ikatan yang kuat di masa lalu. Namun ikatan tersebut bukanlah sebuah hubungan yang baik. Selama ratusan tahun negara kita Indonesia menjadi tanah jajahan Belanda. Barulah tahun 1945 Indonesia bisa merdeka dari Belanda.

Sekarang Indonesia dan Belanda sudah menjadi negara yang sama-sama merdeka. Hubungan dari kedua negara juga sudah membaik. Lantas mampukah Indonesia menjadi negara yang lebih maju setelah merdeka dari Belanda?

Kalau secara umum memang kondisi Indonesia masih kalah jauh dibandingkan Belanda. Maklum, Indonesia masih berstatus sebagai negara Berkembang, sedangkan Belanda sudah tergolong negara maju. Namun seperti apa jadinya kalau yang kita bandingkan adalah kota paling maju di Indonesia vs kota paling maju di Belanda?

Saat ini kota yang diakui sebagai kota paling maju di Indonesia adalah Jakarta. Sementara itu untuk status kota paling maju di Negara Belanda adalah Amsterdam. Meskipun Belanda lebih maju dibandingkan Indonesia, namun dalam beberapa indikator Jakarta masih lebih unggul dibandingkan Amsterdam. 

Kota Jakarta vs Amsterdam
ilustrasi Kota Jakarta dan Kota Amsterdam (jakarta.go.id | photowall.co.uk)

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah perbandingan antara Kota Jakarta vs Kota Amsterdam yang dirangkum dari berbagai sumber :


Populasi

Dari segi populasi, Jakarta unggul jauh bila dibandingkan dengan Amsterdam. Menurut statista.com, jumlah penduduk dari Kota Amsterdam tidak mencapai 1 juta. Lebih tepatnya penduduk Kota Amsterdam berada diangka 918.100 jiwa. Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan jumlah penduduk Kota Padang. Bandingkan dengan Kota Jakarta yang saat ini jumlah penduduknya telah mencapai 10.672.100 jiwa. 

Kecilnya jumlah penduduk Amsterdam tidak terlepas dari populasi Negara Belanda yang jauh lebih kecil dibandingkan Indonesia. Negara Belanda memiliki populasi hanya 17,7 juta jiwa. Bahkan angka tersebut jauh lebih kecil bila dibandingkan penduduk Jabodetabek. 

Luas Wilayah

Tidak hanya dalam hal populasi, Kota Jakarta juga unggul dari segi luas wilayah bila dibandingkan dengan Amsterdam. Bahkan Jakarta memiliki wilayah tiga kali lebih luas dibandingkan Amsterdam. Kota Amsterdam tercatat memiliki wilayah dengan luas 219,4 km². Sementara itu Kota Jakarta memiliki wilayah dengan luas 661,5 km². 

Produk Domestik Bruto

Populasi yang besar juga berimbas terhadap angka Produk Domestik Bruto atau PDB Kota Jakarta. PDB merupakan kesuluruhan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah pada periode tertentu. PDB ini bisa penentu kekuatan ekonomi suatu wilayah. 

Kota Jakarta tercatat memiliki PDB yang mencapai US$225,88 miliar. Angka tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan PDB Kota Ansterdam. Kota Ansterdam tercatat memiliki PDB US$85,4 miliar

Pendapatan per Kapita

Untuk urusan pendapatan per kapita, Jakarta harus mengakui keunggulan Amsterdam. Sebagai kota terbesar di sebuah negara maju, pendapatan per kapita Amsterdam unggul telak dibanding Jakarta. Pendapatan per kapita Amsterdam tercatat mencapai US$65,3 ribu. Jauh lebih tinggi dibandingkan pendapatan per kapita Jakarta yang berada diangka US$21,2 ribu. 

Walaupun kalah jauh dibandingkan Amsterdam, namun pendapatan per kapita Jakarta unggul jauh dibandingkan pendapatan per kapita nasional Indonesia. Pendapatan per kapita nasional Indonesia hanya mencapai US$4,9 ribu.

Infrastruktur

Infrastruktur Kota Amsterdam unggul telak bila dibandingkan dengan Jakarta. Amsterdam adalah salah satu kota di Eropa yang memiliki infrastruktur paling matang. Kota ini sangat ramah bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda. Jadi insfrastrukturnya tidak hanya mendukung pengguna kendaraan bermotor. Kualitas jalan raya di Kota Amsterdam tentunya juga jauh lebih baik dibandingkan Jakarta. 

Kota Amsterdam telah memiliki 16 rute trem dan 4 rute metro untuk melayani pengguna transportasi umum. Jauh banyak dibandingkan transportasi berbasis rel di Kota Jakarta. Jakarta sendiri baru memiliki 1 rute MRT. Selain itu Jakarta juga telah memiliki dua rute LRT. Sebagai kota yang memiliki luas wilayah dan populasi yang jauh besar, harusnya transportasi berbasis rel di Jakarta jauh lebih banyak dibandingkan Amsterdam. 

Indeks Pembangunan Manusia

Jakarta harus mengakui keunggulan Amsterdam dalam hal Indeks Pembangunan Manusia atau IPM. Indeks Pembangunan Manusia merupakan capaian pembangunan manusia di suatu wilayah berbasis sejumlah kebutuhan dasar hidup. Contohnya adalah angka harapan hidup, pendidikan, kesehatan, sanitasi dll. Kota Amsterdam tercatat memiliki IPM yang mencapai 0,962. Semantara itu Kota Jakarta memiliki IPM dibawahnya, yaitu 8,825. 


Berdasarkan beberapa indikator diatas, dapat disimpulkan kalau Jakarta lebih unggul dibandingkan Amsterdam untuk kategori yang berkaitan dengan kuantitas. Contohnya adalah populasi dan luas wilayah. Sementara itu Amsterdam lebih unggul dibandingkan Jakarta untuk kategori yang berkaitan dengan kualitas. Contohnya adalah infrastruktur dan pendapatan per kapita. Karena Amsterdam lebih unggul dibandingkan Jakarta dari segi kualitas, maka harus diakui untuk saat ini Amsterdam lebih maju dibandingkan Jakarta. Namun bukan tidak mungkin dimasa mendatang Jakarta dapat menyamai atau bahkan mengungguli Amsterdam. 


Referensi :
https://www.britannica.com/place/Amsterdam
https://en.wikipedia.org/wiki/Jakarta
https://www.statista.com/topics/9014/amsterdam

Bagikan Postingan Ini:

Daftar Kota di Pulau Jawa Berdasarkan Populasi Penduduk

Pulau Jawa adalah salah satu pulau terbesar yang dimiliki oleh Indonesia. Jumlah populasi penduduk di Pulau Jawa merupakan yang terbesar di Indonesia. Sekitar 150 juta penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa. Angka tersebut setara dengan 60% dari total populasi Indonesia. 

Besarnya populasi penduduk di Pulau Jawa menyebabkan perkembangan wilayah perkotaan di sana juga lebih berkembang pesat dibandingkan daerah-daerah lainnya. Mayoritas kota-kota besar di Indonesia berada di Pulau Jawa. Salah satunya adalah Kota Jakarta yang merupakan kota terbesar di Indonesia.

Peta Pulau Jawa
ilustrasi peta Pulau Jawa (solopos.com)

Jumlah kota di Pulau Jawa juga cenderung lebih banyak bila dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya di Indonesia. Ada 29 daerah di Pulau Jawa yang saat ini berstatus sebagai kota otonom. Provinsi dari Pulau Jawa yang paling banyak memiliki kota adalah Jawa Barat dan Jawa Timur. Ada 9 daerah di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur yang berstatus sebagai kota otonom.

Pada tulisan kali ini kita akan membahas tentang daftar kota di Pulau Jawa yang diurutkan berdasarkan jumlah populasi penduduk. Jadi akan kita bahas 29 kota di pulau jawa dari yang memiliki populasi terbesar hingga yang terkecil. Untuk lebih jelasnya berikut adalah daftarnya.

1. Jakarta

Jakarta adalah kota terbesar di Pulau Jawa sekaligus merupakan kota terbesar di Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki populasi diatas 10 juta. Berdasarkan data BPS, populasi Kota Jakarta untuk tahun 2023 mencapai 10.672.100 jiwa. Jakarta dikenal luas sebagai ibu kota Negara Indonesia. Namun saat ini Jakarta sudah tidak lagi berstatus sebagai ibu kota Negara Indonesia setelah pemerintah Indonesia memindahkan pusat pemerintahan Indonesia ke IKN (Ibu Kota Nusantara). Luas wilayah dari Kota Jakarta mencapai 661,5 km²

2. Surabaya

Surabaya adalah ibu kota dari Provinsi Jawa Timur. Kota ini memegang status sebagai kota terbesar kedua di Pulau Jawa sekaligus terbesar kedua di Indonesia. Kota Surabaya tercatat memiliki populasi yang mencapai 2.887.223 untuk tahun 2022. Surabaya bukan hanya terbesar kedua dari segi populasi, tetapi juga terbesar kedua di Indonesia dari sergi perekonomian setelah Kota Jakarta. Kota Surabaya memiliki wilayah dengan luas 350,5 km²

3. Bekasi

BPS Jawa Barat mencatatkan jumlah penduduk Kota Bekasi untuk tahun 2020 mencapai 3.075.690 jiwa. Dengan demikian Bekasi merupakan kota terbesar ketiga di Pulau Jawa sekaligus terbesar ketiga di Indonesia. Bekasi merupakan salah satu kota penyangga Jakarta yang memiliki wilayah dengan luas 213,1 km². Dengan menduduki posisi ketiga terbesar di Indonesia, berarti Bekasi telah melampui Kota Bandung dari segi jumlah penduduk. 

4. Bandung

Sebelumnya Bandung merupakan kota dengan populasi penduduk terbesar ketiga di Indonesia. Namun posisi Kota Bandung tersebut saat ini telah digantikan oleh Kota Bekasi. Saat ini populasi penduduk Kota Bandung menduduki posisi keempat di Pulau Jawa sekaligus di Indonesia. Ibu kota Jawat Barat ini memiliki populasi 2.510.103 jiwa.  Sementara itu luas wilayah dari Kota Bandung adalah 167,3 km².

5. Depok

Populasi penduduk Kota Depok adalah yang terbesar kelima di Pulau Jawa dan terbesar keenam di Indonesia. Sama seperti Bekasi, Kota Depok juga merupakan salah satu penyangga Kota Jakarta. Kota ini berada di Provinsi Jawa Barat. Populasi Kota Depok berdasarkan data BPS tahun 2020 tercatat 2.484.186 jiwa. Sementara itu luas wilayah dari Kota Depok adalah 199,9 km².

6. Tangerang

Kota dengan populasi penduduk terbesar keenam di Pulau Jawa adalah Tangerang. Sedangkan untuk di Indonesia, populasi penduduk Kota Tangerang adalah yang terbesar ketujuh. Kota ini berada di Provinsi Banten dan juga merupakan salah satu penyangga Kota Jakarta. Tangerang memiliki populasi penduduk yang mencapai 1.930.556 jiwa dan memiliki wilayah dengan luas 164,6 km².

7. Semarang

Semarang adalah ibu kota dari Provinsi Jawa Tengah. Kota ini memiliki populasi yang mencapai 1.694.743 jiwa dan memiliki wilayah dengan luas 373,8 km². Semarang menempati posisi ketujuh sebagai kota dengan populasi terbesar di Pulau Jawa. Untuk seluruh Indonesia, jumlah populasi Kota Semarang menduduki posisi kesembilan. 

8. Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu penyangga Kota Jakarta. Kota ini berada di Provinsi Banten dan memiliki populasi penduduk 1.399.500 jiwa. Populasi penduduk Kota Tangerang Selatan adalah yang terbesar kedelapan di Pulau Jawa dan terbesar kesepuluh di Indonesia. Kota ini memiliki wilayah dengan luas 164,8 km²

9. Bogor

Sama seperti Tangerang Selatan, Kota Bogor juga merupakan salah satu penyangga Kota Jakarta. Kota ini memiliki populasi 1.126.927 jiwa dengan luas wilayah 111,4 km².  Kota yang berada di Provinsi Jawa Barat ini merupakan kota dengan populasi penduduk terbesar kesembilan di Pulau Jawa dan terbesar ketiga belas di Indonesia. 

10. Malang

Malang merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur. Sementara itu di Pulau Jawa, Kota Malang menduduki posisi kesepuluh dari segi jumlah populasi penduduk. Populasi Kota Malang untuk tahun 2022 tercatat 846.126. Sementara itu Kota Malang memiliki wilayah dengan luas 111,1 km².

11. Serang

Kota serang merupakan ibu kota dari Provinsi Banten. Populasi penduduk dari Kota Serang berdasarkan data BPS adalah 723.790. Dengan populasi sebesar itu menempatkan Serang sebagai kota berpenduduk terbesar kesebelas di Pulau Jawa. Kota ini memiliki luas wilayah 266,2 km².

12. Tasikmalaya

Tasikmalaya adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kota ini memiliki populasi penduduk yang mencapai 663.986 jiwa. Populasi penduduk Kota Tasikmalaya merupakan yang terbesar kedua belas di Pulau Jawa. Luas dari Kota Tasikmalaya adalah 184,2 km².

13. Cimahi

Sama seperti Tasikmalaya, Cimahi juga merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Cimahi merupakan kota dengan populasi penduduk terbesar ketiga belas di Pulau Jawa. Kota ini memiliki populasi penduduk 620.393 jiwa. Sementara itu luas dari Kota Cimahi adalah 42,43 km².

14. Surakarta

Surakarta adalah kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Tengah setelah Kota Semarang. Populasi penduduk Kota Surakarta adalah terbesar keempat belas di Pulau Jawa. Kota ini memiliki populasi yang mencapai 526.870. Luas dari Kota Surakarta adalah 46,62 km².

15. Cilegon

Cilegon merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Banten. Kota ini memiliki populasi penduduk 450,510 jiwa dan merupakan kota dengan populasi penduduk terbesar kelima belas di Pulau Jawa. Luas dari Kota Cilegon adalah 162,5 km².

Untuk urutan kota-kota dengan populasi terbesar ke-16 sampai ke-29 di Pulau Jawa ada pada daftar dibawah ini :

  • Yogyakarta, populasi penduduk 449.890 jiwa dan menduduki posisi ke-16
  • Sukabumi, populasi penduduk 330.691 jiwa dan menduduki posisi ke-17
  • Cirebon, populasi penduduk 322.322 jiwa dan menduduki posisi ke-18
  • Pekalongan, populasi penduduk 317.524 jiwa dan menduduki posisi ke-19
  • Kediri, populasi penduduk 289.418 jiwa dan menduduki posisi ke-20
  • Tegal, populasi penduduk 282.781 jiwa dan menduduki posisi ke-21
  • Probolinggo, populasi penduduk 243.200 jiwa dan menduduki posisi ke-22
  • Batu, populasi penduduk 216.735 jiwa dan menduduki posisi ke-23
  • Pasuruan, populasi penduduk 211.497 jiwa dan menduduki posisi ke-24
  • Madiun, populasi penduduk 199.192 jiwa dan menduduki posisi ke-25
  • Salatiga, populasi penduduk 198.920 jiwa dan menduduki posisi ke-26
  • Banjar, populasi penduduk 183.299 jiwa dan menduduki posisi ke-27
  • Blitar, populasi penduduk 151.960 jiwa dan menduduki posisi ke-28, serta
  • Magelang, populasi penduduk 122.150 jiwa dan menduduki posisi ke-29.
Itulah urutan daftar kota di Pulau Jawa yang diurut berdasarkan jumlah populasi penduduk. Semoga informasinya bermanfaat.


Referensi :

  • https://jatim.bps.go.id/statictable/2023/05/30/2697/jumlah-penduduk-provinsi-jawa-timur-menurut-kabupaten-kota-dan-jenis-kelamin-2022.html
  • https://jabar.bps.go.id/indicator/12/133/1/jumlah-penduduk-menurut-kabupaten-kota.html
  • https://jateng.bps.go.id/indicator/12/766/1/jumlah-penduduk-menurut-kabupaten-kota-di-jawa-tengah.html

Bagikan Postingan Ini:

Manakah yang Lebih Maju Antara Kota di Kalimantan vs Kota di Sulawesi?

Pulau Kalimantan dan Sulawesi masuk dalam jajaran 5 pulau  terbesar di Indonesia dari segi luas wilayah. Sementara itu kalau dilihat berdasarkan jumlah penduduk, Pulau Kalimantan tercatat memiliki populasi 16,38 jiwa. Sedangkan untuk Pulau Sulawesi tercatat memiliki populasi 20,34 juta jiwa. Berdasarkan angka diatas, Sulawesi memiliki populasi penduduk lebih banyak hampir 4 juta jiwa dibandingkan pulau Kalimantan.

Kedua pulau ini sama-sama memiliki populasi yang jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan pulau Jawa. Hal tersebut berpengaruh terhadap wilayah urban atau perkotaan di kedua pulau tersebut yang juga kalah banyak bila dibandingkan dengan pulau Jawa. Namun seperti apa jadinya bila kita bandingkan wilayah perkotaan di pulau Kalimantan dengan  Sulawesi?

Kota Makassar, kota terbesar di Pulau Sulawesi
ilustrasi Kota Makassar, Kota terbesar di Pulau Sulawesi (salsawisata.com)

Pada tulisan kali ini kita akan mencoba membandingkan antara kota-kota di pulau Kalimantan vs kota-kota di pulau Sulawesi. Perbandingannya berdasarkan beberapa indikator seperti PDRB, pendapatan per kapita, infrastruktur dll. Untuk perbandingannya diambil berdasarkan 5 kota paling maju dari kedua pulau tersebut. 

Dihimpun dari berbagai sumber, 5 kota paling maju di Pulau Kalimantan adalah Balikpapan, Samarinda, Banjarmasin, Pontianak, dan Palangkaraya. Sementara itu 5 kota paling di Pulau Sulawesi adalah Makassar, Manado, Palu, Kendari, dan Bitung. Tentunya daftar kota tersebut merupakan versi kotakita.xyz. Jadi bisa saja diantara para pembaca memiliki pendapat yang berbeda.

Baca juga : 5 Kota Termaju di Pulau Kalimantan

Seperti apakah perbandingan antara 5 kota paling maju di Pulau Kalimantan vs 5 kota Paling maju di Pulau Sulawesi? Berikut adalah perbandingannya satu per satu. 


1. Balikpapan vs Makassar

Kota Makassar cenderung lebih maju bila dibandingkan dengan Kota Balikpapan. Balikpapan dan Makassar sama-sama memiliki infrastruktur yang sudah cukup berkembang. Namun infrastruktur Kota Makassar sedikit lebih maju karena kota Makassar diproyeksikan sebagai kota perdagangan utama di kawasan timur Indonesia. 

Kedua kota ini merupakan kekuatan ekonomi terbesar di regional masing-masing. Hanya saja Kota Makassar jauh lebih unggul dibandingkan Kota Balikpapan kalau dilihat berdasarkan nilai perekonomian. Hal tersebut tercermin dari PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) Kota Makassar yang mencapai Rp208,936 triliun, berbanding PDRB kota Balikpapan yang berada diangka Rp127,326 triliun. 

Besarnya perekonomian Kota Makassar tidak terlepas dari populasi Kota Makassar yang mencapai 1,5 juta jiwa. Hal tersebut menjadikan Makassar sebagai satu-satunya kota metropolitan di kawasan timur Indonesia. Sementara itu Kota Balikpapan hanya memiliki populasi sekitar 733 ribu jiwa. Namun Kota Balikpapan memiliki pendapatan per kapita yang lebih besar dibandingkan Kota Makassar. Kota Balikpapan memiliki pendapatan per kapita yang mencapai Rp180,960 juta. Sementara itu Kota Makassar memiliki pendapatan per kapita Rp145,886 juta. 

2. Samarinda vs Manado

Berdasarkan beberapa indikator, bisa disimpulkan kalau Kota Samarinda lebih maju bila dibandingkan dengan Kota Manado. Hal ini tidak terlepas dari perekonomian Kota Samarinda yang ditopang oleh sektor pertambangan. Jadi infrastruktur Kota Samarinda jauh lebih lebih berkembang dibandingkan Kota Manado. PDRB kota Samarinda tercatat mencapai Rp83,336 triliun. Sementara Kota Manado memiliki PDRB yang jauh dibawahnya, yaitu Rp43,920 triliun. 

Kota Samarinda bukan hanya unggul dalam hal PDRB. Bila dilihat berdasarkan pendapatan per kapita, Kota Samarinda juga lebih unggul dibandingkan Kota Manado. Kota Samarinda memiliki pendapatan per kapita mencapai Rp99,824 juta, berbanding Kota Manado yang memiliki pendapatan per kapita mencapai Rp96,612 juta. 

Sebenarnya Samarinda merupakan kota terbesar di Pulau Kalimantan. Berdasarkan data BPS, Kota Samarinda memiliki populasi yang mencapai 856 ribu jiwa. Jauh lebih besar dibandingkan populasi Kota Manado yang mencapai 478 ribu jiwa.

3. Banjarmasin vs Palu

Kota Banjarmasin lebih maju bila dibandingkan dengan Kota Palu. Perkembangan infrastruktur di Kota Banjarmasin sudah lebih berkembang dibandingkan Kota Palu. Maklum, Banjarmasin memiliki populasi yang cenderung lebih besar. Populasi Kota Banjarmasin sudah melebih angka 700 ribu jiwa. Sementara itu Kota Palu memiliki Populasi yang hanya mencapai 379 ribu jiwa.

Kota Banjarmasin juga memiliki PDRB yang lebih besar bila dibandingkan dengan Kota Palu. PDRB Kota Banjarmasin tercatat mencapai Rp38,498 triliun berbanding PDRB Kota Palu yang mencapai Rp28,445 triliun. Namun pendapatan per kapita Kota Palu lebih besar bila dibandingkan dengan Banjarmasin. Pendapatan per kapita Kota Palu mencapai Rp74,547 juta, berbanding Banjarmasin yang memiliki pendapatan per kapita Rp57,676 juta. 

4. Pontianak vs Kendari

Dilihat berdasarkan beberapa indikator, Kota Pontianak cenderung lebih maju bila dibandingkan dengan Kota Kendari. Pontianak tergolong kota besar dengan populasi yang mencapai 646 ribu jiwa. Angka tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan populasi Kota Kendari yang mencapai 370 ribu jiwa.

Populasi yang besar membuat infrastruktur dan aktivitas perekonomian di Kota Pontianak cenderung lebih berkembang dibandingkan Kota Kendari. Menurut data BPS, Kota Pontianak memiliki PDRB yang mencapai Rp35,275 triliun. Angka tersebut lebih besar dibandingkan PDRB Kota Kendari yang berada diangka Rp26,456 triliun. Namun pendapatan per kapita Kota Kendari yang berada diangka Rp74,159 juta lebih besar bila dibandingkan dengan Kota Pontianak. Kota Pontianak tercatat memiliki pendapatan per kapita yang mencapai Rp66,170 juta. 

5. Palangkaraya vs Bitung

Palangkaraya dan Bitung memiliki posisi yang relatif seimbang. Namun posisi kota Palangkaraya sebagai ibu kota provinsi serta populasinya yang lebih besar, menjadikan kota ini sedikit lebih unggul dibandingkan Kota Bitung.

Kota Palangkaraya tercatat memiliki PDRB yang mencapai Rp21,955 triliun. Lebih besar dibandingkan PDRB Kota Bitung yang berada diangka Rp20,620 triliun. Sementara itu pendapatan per kapita Palangkaraya tercatat mencapai Rp71,770 juta. Angka tersebut dibawah pendapatan per kapita Kota Bitung yang berada diangka Rp89,773 juta. 


Berdasarkan ulasan diatas, dapat disimpulkan kalau kota-kota di Kalimantan cenderung lebih maju bila dibandingkan dengan kota-kota di Sulawesi. Kota-kota di Kalimantan memiliki populasi dan aktivitas perekonomian yang lebih besar dibandingkan kota-kota di Sulawesi. Faktor inilah yang menjadikan kota-kota di Kalimantan jauh lebih berkembang. Kecuali Kota Makassar yang memiliki populasi dan perekonomian yang lebih besar dibandingkan kota manapun di Pulau Kalimantan. 

Namun tentunya hasil perbandingan ini tidak bersifat mutlak. Mungkin saja hasilnya akan berbeda apabila menggunakan indikator yang berbeda. Apalagi yang dibandingkan hanyalah 5 kota paling maju dari kedua pulau.


Referensi : https://www.bps.go.id/id/publication/2023/06/14/99ca8a81cd97e69dc04a31bc/produk-domestik-regional-bruto-kabupaten-kota-di-indonesia-2018-2022.html
Bagikan Postingan Ini:

Kota Terkaya di Indonesia Ini Memiliki Pendapatan per Kapita Setara Korea Selatan

Indonesia merupakan negara yang masuk dalam kategori berpendapatan menengah atas kalau dilihat berdasarkan angka pendapatan per kapita. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan per kapita Indonesia saat ini mencapai Rp75 juta. Angka tersebut setara dengan US$4.919,7. Bank Dunia atau World Bank mengklasifikasikan suatu negara sebagai negara berpendapatan menengah atas kalau memiliki pendapatan per kapita US$4.446 sampai US$13.845.

Meskipun secara nasional pendapatan per kapita Indonesia berada diangka Rp75 juta, namun ada beberapa kota di Indonesia yang memiliki pendapatan per kapita jauh diatas angka tersebut. Salah satunya adalah Kota Kediri. Kediri merupakan kota dengan pendapatan per kapita tertinggi di Indonesia saat ini. Kota ini berada di Provinsi Jawa Timur dan merupakan kota terbesar ketiga di Provinsi Jawa Timur setelah Kota Surabaya dan Malang.


Salah satu sudut Kota Kediri
ilustrasi salah satu sudut Kota Kediri (jawapos.com)

Dilansir jawapos.com, Kota Kediri memiliki pendapatan per kapita yang mencapai Rp541,113 juta. Angka tersebut lebih dari tujuh kali lipat pendapatan per kapita nasional Indonesia. Kalau dikonversi ke mata uang Dolar Amerika menggunakan kurs saat ini, pendapatan per kapita kota kediri setara dengan US$33.733. 

Baca juga : 10 Kota Terkaya di Indonesia, Jakarta Hanya Urutan Ketiga

Tingginya pendapatan per kapita Kota Kediri sudah setara dengan negara-negara maju. Pendapatan per kapita Kota Kediri sudah penyamai pendapatan per kapita Negara Korea Selatan. Korea Selatan memiliki pendapatan per kapita yang berada diangka US$33.745. Namun pendapatan per kapita Kota Kediri masih dibawah pendapatan per kapita Negara Brunei Darussalam yang berada diangka US$37.826. Lantas apakah yang menyebabkan pendapatan per kapita Kota Kediri cenderung jauh lebih tinggi dibandingkan kota-kota lainnya di Indonesia?

Sebelum kita mengulas tentang alasan penyebab tingginya pendapatan per kapita Kota Kediri, ada baiknya kita sedikit mengulas tentang profil Kota Kediri. Seperti yang kita bahas sebelumnya, Kediri adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Timur. Populasi dari Kota Kediri menurut data PBS tahun 2023 adalah 289.418 jiwa. Kota ini berjarak sekitar 130 km dari Kota Surabaya yang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Timur. 

Secara geografis, Kota Kediri terletak pada 07°45'-07°55 LS dan 111°05'-122°03 BT. Kota Kediri memiliki wilayah yang tidak terlalu luas, yaitu hanya 67,2 km². Secara administratif, Kota Kediri terdiri dari 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Kota, Kecamatan Mojoroto, dan Kecamatan Pesantren. Seluruh wilayah dari Kota Kediri dikelilingi oleh Kabupaten Kediri. Maklum, Kota Kediri sebelumnya merupakan ibu kota dari Kabupaten Kediri sebelumnya menjadi kota otonom seperti sekarang. 

Menjawab pertanyaan sebelumnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya pendapatan per kapita Kota Kediri. Kota Kediri memiliki industri pengolahan dan manufaktur yang cukup berkembang. Salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia, yaitu PT Gudang Garam juga memiliki pabrik di Kota Kediri. Selain sektor manufaktur, sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga menggeliat di Kota Kediri. Data dari BPS mencatat bahwa jumlah lapangan usaha sekunder di Kota Kediri mencapai 80% atau yang tertinggi di Provinsi Jawa Timur. Tingginya geliat perekonomian di Kota Kediri tidak terlepas dari keberhasilan Kota Kediri dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif. 


Kantor unit PT Gudang Garam di Kota Kediri
Kantor unit PT Gudang Garam di Kota Kediri (tribunnews.com)

Sektor lainnya seperti pendidikan sedikit banyak juga memberikan pengaruh terhadap geliat perekonomian Kota Kediri. Meski Kediri merupakan kota yang relatif kecil, namun di sana sudah terdapat beberapa perguruan tinggi swasta dan sejumlah pesantren. Bahkan Kota Kediri dijuluki juga sebagai kota santri karena beberapa pesantren terbaik di Jawa Timur terdapat di kota ini.

Aktivitas perekonomian yang tinggi menjadikan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh Kota Kediri relatif besar. Nilai barang dan jasa inilah yang akan menjadi komponen untuk membentuk Pendapatan Domestik Regional Bruto Kota (PDRB) Kota Kediri. Jadi penyebab tingginya pendapatan per kapita Kota Kediri adalah karena memiliki PDRB yang relatif besar, sementara itu populasi penduduk Kota Kediri relatif kecil.


referensi :

  • https://economy.okezone.com/read/2022/12/23/470/2732911/kenapa-kediri-jadi-kota-terkaya-ini-alasannya?page=1
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Kediri
  • https://radarkediri.jawapos.com/ekonomi/784410012/pertumbuhan-ekonomi-kota-kediri-tahun-2023-turun-dibanding-tahun-sebelumnya
  • https://www.worldbank.org/en/country/korea/overview

Bagikan Postingan Ini:

Profil Lengkap Ibu Kota Nusantara Beserta Letak Geografisnya

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 telah menetapkan Ibu Kota Nusantara atau IKN sebagai ibu kota Negara Indonesia. Melalui undang-undang ini, IKN secara resmi ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan pemerintah pusat serta tempat kedudukan perwakilan negara asing. Sebagai ibu kota baru Indonesia, tentu banyak masyarakat yang masih awam tentang IKN ini. 

IKN adalah sebuah kota yang dibangun dari nol dan merupakan salah satu proyek strategis nasional yang tercantum pada RPJMN 2020-2024. Pemerintah Indonesia ingin melakukan upaya konkret untuk mewujudkan pemerataaan pembangunan di Indonesia. Salah satunya adalah dengan cara memindahkan ibu kota Negara Indonesia ke luar Pulau Jawa. Atas dasar itulah maka dibangun IKN yang berada di Pulau Kalimantan.

Pemerintah Indonesia tentunya tidak ingin setengah-setengah dalam membangun IKN. Bahkan telah menyiapkan anggaran Rp466 triliun untuk mengembangkan IKN agar bisa menjadi representasi bangsa dan simbol kemajuan Indonesia. Dibutuhkan waktu setidaknya 15 hingga 20 tahun agar IKN dapat dibangun secara keseluruhan. Namun tidak harus menunggu pembangunan IKN selesai sepenuhnya untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Jakarta ke IKN. Para ASN dipindahkan secara bertahap dari Jakarta ke IKN mulai tahun 2024.

Meski pembangunannya belum sepenuhnya selesai, pemerintah Indonesia telah menyiapkan logo untuk IKN. Logo dari IKN berbentuk pohon hayat dengan desain yang cenderung lebih modern dibandingkan logo kota-kota di Indonesia pada umumnya. 

Makna logo IKN

logo pohon hayat, logo yang dipilih untuk IKN
ilustrasi pohon hayat, logo yang dipilih untuk menjadi logo IKN (ibukotakini.com)

Tentunya bukan tanpa alasan desain pohon hayat dipakai untuk menjadi logo IKN. Logo IKN ini merupakan karya dari desainer Aulia Akbar yang dipilih melalui proses sayembara. Ada sekitar 500 desainer yang mengikuti sayembara ini hingga akhirnya desain pohon hayat yang dipilih. Logo pohon hayat ini memiliki makna sebagai lambang sumber kehidupan bagi semua rakyat Indonesia. Logo ini terdiri dari 3 bagian, yaitu akar, batang, dan bunga. 5 akar pada bagian bawah melambangkan 5 sila yang terdapat pada pancasila. Sementara batang yang berjumlah 7 melambangkan gugus pulau besar yang ada di Indonesia. Selanjutnya lingkaran utuh yang terdiri dari 17 bunga pada bagian atas melambangkan kemerdekaan yang abadi sesuai dengan tanggal kemerdekaan Indonesia.

Selain sebagai sumber kehidupan, logo IKN juga menjadi simbol kekayaan hayati Indonesia. Tujuh batang yang tumbuh dari akar layaknya aliran air yang menyimbolkan Indonesia sebagai negara maritim, dimana laut dan alur sungai menjadi penghubung. Semua ini terhubung pada sebuah lingkaran utuh yang kemudian dari lingkaran utuh tersebut tumbuh 17 bunga yang mekar. Inilah yang menjadi simbol kemerdekaan abadi bagi Indonesia.

Konsep Pembangunan IKN

Pemerintah Indonesia merancang IKN khusus sebagai pusat pemerintah saja. Jadi IKN tidak akan dibangun menjadi kota metropolitan seperti Kota Jakarta. Untuk jumlah penduduk di IKN akan dibatasi maksimal hanya 2 juta jiwa. Angka tersebut merupakan proyeksi jumlah penduduk IKN untuk tahun 2045. Dengan dibatasinya populasi penduduk di IKN, kemungkinan Kota Balikpapan yang menjadi penyangga IKN yang akan mendapat imbasnya. Jadi untuk pembangunan besar kemungkinan akan lebih terfokus di Kota Balikpapan.

IKN dikembangkan sebagai kota yang berkonsep green city. Jadi berbagai pembangunan di IKN akan bersifat ramah lingkungan. Contohnya adalah untuk sistem transportasi yang akan menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan dan mendukung emisi nol karbon. Konsep green city yang diadopsi IKN juga akan dipadukan dengan konsep kota yang smart, forest, sustainable, dan blue

Untuk mendukung konsep green city, sumber energi yang digunakan di IKN juga memanfaatkan energi terbarukan dan rendah emisi karbon. Pemerintah Indonesia telah menyiapkan Pembangkit Listrik Tenagara Suraya (PLTS) dengan kapasitas 50 MW untuk mendukung kebutuhan energi IKN. Selain PLTS, sumber energi berbasis gas juga tengah dikembangkan untuk mendukung kebutuhan IKN.

Letak Geografis IKN


Secara geografis, wilayah IKN berada di provinsi Kalimantan Timur. Lebih tepatnya wilayah IKN berada di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kertanegara. 

Menurut UU IKN Pasal 6, berikut adalah letak geografis IKN :
  • Sebelah Utara : 117° 0' 31.292" Bujur Timur dan 0° 38' 44.912" Lintang Selatan
  • Sebelah Selatan : 117° 11' 51.903" Bujur Timur dan 1⁰ 15' 25.360" Lintang Selatan
  • Sebelah Barat : 116° 31' 37.728" Bujur Timur dan 0° 59' 22.510" Lintang Selatan, dan 
  • Sebelah Timur : 117° 18' 28.084" Bujur Timur dan 1° 6' 42.398" Lintang Selatan.

Adapun wilayah  IKN berbatasan dengan daerah-daerah berikut :
  • Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kertanegara
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara, Teluk Balikpapan, dan Kota Balikpapan
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, serta
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makassar.

Sebagai pusat pemerintahan Indonesia, IKN akan dipimpin oleh seorang Kepala Otorita. Kepala Otorita ini akan ditunjuk langsung oleh presiden Republik Indonesia. 

IKN dikembangkan menjadi beberapa kawasan. Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) yang akan menjadi lokasi tempat beradanya kantor-kantor pemerintahan memiliki luas 6.596 hektare. Sementara itu untuk kawasan perkotaan IKN akan memiliki luas 56.180 hektare. Selanjutnya terdapat pula Kawasan Pengembangan IKN yang memiliki luas 199.962 hektare. Semua kawasan tersebut merupakan bagian dari Kawasan Strategis Nasional (KSN) IKN dengan luas total 256.142 hektare.

Itulah sejumlah informasi seputar profil IKN beserta letak geografisnya. Semoga informasi yang disajikan bermanfaat.


Rujukan :
https://www.kemenkopmk.go.id/pohon-hayat-lambang-sumber-kehidupan-yang-menjadi-logo-ikn#:~:text=Jokowi%20menuturkan%20logo%20tersebut%20melambangkan,Indonesia%20nantinya%2C%22%20ujar%20Jokowi.
https://news.detik.com/berita/d-5908269/letak-ibu-kota-baru-indonesia-bernama-nusantara-ini-detail-lokasinya
https://regional.kontan.co.id/news/ikn-dibangun-dengan-konsep-green-city-ini-penjelasannya
Bagikan Postingan Ini:

Bontang vs Kediri, Perbandingan Dua Kota 'Sultan' di Indonesia

Salah satu indikator yang dapat dijadikan patokan untuk mengukur kesejahteraan suatu kota adalah angka pendapatan per kapita. Beberapa kota di Indonesia memiliki pendapatan per kapita yang jauh diatas rata-rata nasional. Sekedar informasi, pendapatan per kapita nasional Indonesia saat ini sekitar Rp75 juta.

Baca juga : 10 Kota Terkaya di Indonesia

Untuk dua kota teratas di Indonesia dengan pendapatan per kapita tertinggi di pegang oleh kota Bontang dan Kediri. Kedua kota ini sama-sama memiliki pendapatan per kapita yang jauh diatas rata-rata nasional. Bahkan pendapatan per kapita kedua ini setara dengan negara maju.


Bontang dan Kediri adalah dua kota dengan pendapatan per kapita tertinggi di Indonesia
ilustrasi kota Bontang dan Kediri (ghanesagroup.co.id | jawapos.com)

Pada artikel kali ini kita akan mencoba membandingkan antara kota Bontang dengan Kediri. Tentunya perbandingannya tidak hanya diukur berdasarkan pendapatan per kapita, namun juga beberapa indikator lainnya. Seperti apa perbandingan diantara kedua kota tersebut? Berikut adalah ulasan tentang perbandingan antara kota Bontang vs Kota Kediri yang dirangkum dari berbagai sumber.


Populasi

Kedua kota ini sama-sama memiliki populasi dibawah 500 ribu jiwa. Kota Bontang tercatat memiliki populasi yang mencapai 178,92 ribu jiwa. Angka tersebut masih cukup jauh dibawah populasi kota Kediri. Populasi kota Kediri tercatat mencapai 293,95 ribu jiwa. Jadi untuk sektor populasi kota Kediri lebih unggul bila dibandingkan dengan kota Bontang. 

Wilayah

Kedua kota ini berada di pulau yang berbeda. Kota Bontang berada di pulau Kalimantan, sedangkan kota Kediri berada di pulau Jawa. Kota Bontang merupakan salah satu kota yang berada di provinsi Kalimantan Timur. Luas wilayah dari kota Bontang adalah 161,9 km². Sementara itu kota Kediri berada di provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah 67,2 km². Jadi dari segi wilayah, kota Bontang lebih unggul dibandingkan kota Kediri. 

PDRB

PDRB merupakan singkatan dari Produk Domestik Regional Bruto. Semakin besar PDRB suatu daerah, semakin besar pula perputaran perekonomian di daerah tersebut. Kota Kediri tercatat memiliki PDRB yang lebih besar dibandingkan kota Bontang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, PDRB kota Kediri berada diangka Rp152,791 triliun. Jauh diatas PDRB kota Bontang yang berada diangka Rp63,110 triliun.

Pendapatan per kapita

Baik kota Bontang ataupun kota Kediri sama-sama menjadi raja di Indonesia kalau urusan pendapatan per kapita. Kedua kota ini memegang status sebagai kota dengan pendapatan per kapita tertinggi di Indonesia. Namun bila kita bandingkan diantara keduanya, Kediri memiliki pendapatan per kapita yang lebih besar bila dibandingkan dengan Bontang. Kota Kediri memiliki pendapatan per kapita yang mencapai Rp527,9 juta. Angka tersebut setara dengan pendapatan per kapita negara Korea Selatan. Sementara itu kota Bontang memiliki pendapatan per kapita yang mencapai Rp344,6 juta. Angka tersebut setara dengan pendapatan per kapita negara Arab Saudi.

Infrastruktur

Bontang dan kediri sama-sama terkenal sebagai kota industri dan jasa. Jadi infrastruktur dikedua kota ini sama-sama difokuskan untuk mendukung kedua sektor tersebut. Kalau dilihat secara keseluruhan, kota Bontang dan Kediri memiliki infrastruktur yang relatif setara. 

APBD

APDB merupakan singkatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Makin besar APBD suatu daerah tentunya semakin leluasa pula daerah tersebut mengalokasi anggaran untuk kepentingan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Kota Bontang tercatat memiliki APDB yang mencapai Rp2,6 triliun berdasarkan tahun anggaran 2024. Sementara itu sampai artikel ini dibuat, masih belum ada informasi seputar APBD kota Kediri untuk tahun anggaran 2024. Namun bila kita lihat berdasarkan tahun 2023, kota Kediri memiliki APDB diangka Rp2,8 triliun. Jadi untuk tahun 2024 kemungkinan tidak akan jauh berbeda dari angka tersebut.


Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi tolak ukur capaian pembangunan manusia suatu daerah berdasarkan sejumlah komponen dasar kehidupan. Kalau dilihat berdasarkan IPM, kota Bontang lebih unggul bila dibandingkan dengan kota Kediri. Kota Bontang tercatat memiliki nilai IPM yang mencapai 81,56. Sementara itu kota Kediri memiliki nilai IPM yang mencapai 80,44.

Berdasarkan beberapa indikator diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kota Kediri lebih unggul dibandingkan dengan kota Bontang. Namun tujuan kita bukan untuk mencari kota mana yang terbaik diantara keduanya. Kita semua tentu berharap baik kota Bontang ataupun kota Kediri sama-sama menjadi kota yang lebih maju lagi kedepannya. 


Referensi : 
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/NDEzIzI=/-metode-baru--indeks-pembangunan-manusia.html
https://bontangpost.id/apbd-bontang-2024-ditetapkan-rp-26-triliun/
https://www.bps.go.id/id/publication/2023/06/14/99ca8a81cd97e69dc04a31bc/produk-domestik-regional-bruto-kabupaten-kota-di-indonesia-2018-2022.html
Bagikan Postingan Ini:

10 Kota dengan Nilai Indeks Pembangunan Manusia Tertinggi di Indonesia

indeks pembangunan manusia

Indeks pembangunan Manusia (IPM) adalah capaian dalam membangun kualitas manusia berdasarkan komponen dasar kualitas hidup. Contoh beberapa indikator yang seringkali dipakai untuk mengukur nilai IPM suatu daerah adalah angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, usia harapan hidup, kemampuan daya beli dll. Dengan banyaknya indikator yang dipakai, masing-masing daerah biasanya memiliki nilai Indeks Pembangunan Manusia yang berbeda-beda.

Pada tulisan kali ini kita akan mengulas tentang kota-kota dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia tertinggi di Indonesia. Lebih tepatnya adalah 10 kota dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia tertinggi di Indonesia. Kota-kota yang masuk dalam daftar tersebut didominasi oleh kota-kota asal pulau Jawa. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah daftar 10 kota dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia tertinggi di Indonesia yang diambil dari data  Badan Pusat Statistik (BPS).

1. Yogyakarta

Posisi pertama diduduki oleh kota Yogyakarta. Yogyakarta adalah ibu kota dari provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kota Yogyakarta telah menyandang predikat sebagai kota dengan IPM tertinggi di Indonesia selama 13 tahun terakhir. Nilai IPM kota Yogyakarta berada diangka 88,28. Angkat tersebut masuk dalam kategori sangat tinggi. 

2. Banda Aceh

Untuk posisi kedua kota dengan IPM tertinggi di Indonesia dipegang oleh kota Banda Aceh. Ini berarti Banda Aceh merupakan kota dengan IPM tertinggi di luar pulau Jawa. Banda Aceh merupakan ibu kota dari provinsi Aceh dan sekaligus merupakan kota terbesar di sana. Kota Banda Aceh memiliki nilai IPM 86,69.

3. Salatiga

Kota dengan IPM tertinggi ketiga di Indonesia adalah Salatiga. Salatiga adalah salah satu kota yang berada di provinsi Jawa Tengah. Ini berarti Salatiga merupakan kota dengan IPM tertinggi di provinsi Jawa Tengah. Kota Salatiga memiliki angka IPM yang mencapai 84,99.

4. Kendari

Kota dari luar pulau Jawa kembali masuk dalam daftar. Kali ini adalah kota Kendari yang berasal dari pulau Sulawesi. Kendari adalah kota terbesar sekaligus ibu kota dari provinsi Sulawesi Tenggara. Kota Kendari memiliki nilai IPM diangka 84,85 dan merupakan kota dengan IPM tertinggi keempat nasional. 

5. Denpasar

Untuk posisi kelima kota dengan IPM tertinggi di Indonesia kembali dipegang oleh kota di luar pulau Jawa. Kota tersebut adalah kota Denpasar yang merupakan kota terbesar sekaligus ibu kota dari provinsi Bali. Kota Denpasar terkenal sebagai salah satu destinasi wisata andalan Indonesia. Angka IPM dari kota denpasar mencapai 84,73.

6. Semarang

Semarang adalah ibu dari provinsi Jawa Tengah. Kota ini sekaligus merupakan kota terbesar di provinsi Jawa Tengah. IPM kota Semarang berada pada urutan keenam nasional dan kedua di provinsi Jawa Tengah setelah kota Salatiga. Angka IPM dari kota Semarang adalah 84,43.

7. Padang

IPM kota Padang menduduki posisi ketujuh se-Indonesia. Kota Padang adalah ibu kota dari provinsi Sumatera Barat. Kota ini sekaligus merupakan kota terbesar di provinsi Sumatera Barat dan terbesar dipesisir barat pulau Sumatera. Nilai Indeks Pembangunan Manusia kota Padang adalah 83,58.

8. Surakarta

Surakarta adalah kota dengan IPM tertinggi kedelapan di Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar kedua di provinsi Jawa Tengah. Untuk di provinsi Jawa Tengah, IPM kota Surakarta berada pada posisi ketiga.  Kota Surakarta memiliki IPM yang berada diangka 83,54.

9. Makassar

Kota dengan IPM tertinggi kesembilan di Indonesia adalah Makassar. Makassar adalah satu-satunya kota metropolitan di pulau Sulawesi. Kota ini adalah ibu kota dari provinsi Sulawesi Selatan dan sekaligus kota terbesar di sana. IPM kota Makassar tercatat berada diangka 83,52.

10. Surabaya

Posisi kesepuluh atau terakhir dalam daftar kita dipegang oleh kota Surabaya. Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia setelah kota Jakarta. Kota ini merupakan ibu kota dari provinsi Jawa Timur. Surabaya memiliki IPM yang berada diangka 83,45.
Bagikan Postingan Ini:

Batam vs Pekanbaru, Dua Kekuatan Ekonomi Terbesar di Regional Riau


Pasca reformasi, pemerintah Indonesia memekarkan provinsi Riau menjadi dua wilayah. Untuk wilayah Riau yang menyatu dengan daratan Sumatera tetap bernama provinsi Riau. Sementara itu wilayah Riau yang terpisah dari daratan Sumatera diberi nama provinsi Kepulauan Riau. Kedua provinsi ini sama-sama terkenal akan kekayaan sumber daya alamnya.

Untuk provinsi Riau memiliki ibu kota bernama Pekanbaru. Pekanbaru sekaligus merupakan kota terbesar di provinsi Riau. Sementara itu provinsi Kepulauan Riau memiliki ibu kota bernama Tanjung Pinang. Namun kota terbesar di provinsi kepulauan Riau adalah Batam.

Pekanbaru dan Batam bukan hanya kota terbesar dari segi populasi, namun kedua kota tersebut sekaligus merupakan kekuatan ekonomi terbesar di provinsi masing-masing. Tentunya menarik bila kita coba bandingkan kedua kota tersebut berdasarkan beberapa kategori seperti populasi, luas wilayah, PDRB dll. Bagaimana perbandingan antara kota Batam vs Pekanbaru? Berikut akan kita ulas satu per satu.

Populasi

Populasi penduduk merupakan syarat utama terbentuknya suatu kota. Sebuah wilayah dikategorikan sebagai kota apabila memiliki populasi yang relatif besar. Bila kita bandingkan dari segi populasi, Kota Batam lebih unggul bila dibandingkan dengan kota Pekanbaru. Menurut hasil sensus BPS, Populasi kota Batam mencapai  1,196 juta jiwa. Sementara itu populasi kota Pekanbaru tercatat 1,020 juta jiwa.

Luas wilayah

Batam dan Pekanbaru sama-sama memiliki wilayah yang relatif luas. Namun bila kita bandingkan kedua kota tersebut, kota Batam memiliki wilayah yang jauh lebih luas dibandingkan Pekanbaru. Luas wilayah kota Batam mencapai 960,25 km². Sementara itu untuk kota Pekanbaru memiliki wilayah dengan luas 632,3 km². Sekedar informasi, Jakarta yang merupakan kota terbesar di Indonesia memiliki luas wilayah 661,5 km².

Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB adalah indikator yang sering digunakan untuk mengukur kekuatan ekonomi suatu daerah. Pasalnya PDRB merupakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu daerah selama periode tertentu. Kota Pekanbaru tercatat memiliki PDRB sebesar Rp144,583 triliun. Angka tersebut masih dibawah PDRB kota Batam. PDRB kota Batam tercatat memiliki nilai yang mencapai Rp194,836 triliun. Jadi untuk urusan PDRB, kota Batam lebih unggul dibandingkan Pekanbaru.

Pendapatan per kapita

Batam dan Pekanbaru sama-sama memiliki pendapatan per kapita yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Pendapatan per kapita nasional Indonesia kurang lebih Rp71 juta. Sementara itu kota Batam memiliki pendapatan per kapita yang mencapai Rp153,485 juta. Untuk kota Pekanbaru sedikit dibawahnya. Pendapatan per kapita kota Pekanbaru berada diangka Rp143,501 juta. Jadi untuk pendapatan per kapita, Batam masih lebih ungggul daripada Pekanbaru.

Infrastruktur

Untuk urusan infrastruktur harus diakui Batam unggul jauh bila dibandingkan dengan Pekanbaru. Maklum, Batam merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang masuk dalam Zona Perdagangan Bebas. Kota Batam juga sempat dirancang untuk dapat bersaing dengan Singapura. Meski rencana tersebut belum terwujud, namun tetap saja Batam merupakan salah satu kota dengan infrastruktur terbaik di Indonesia. Bisa kita lihat dari kondisi jalan raya, pelabuhan, dan bandara di kota Batam yang pembangunannya lebih terstruktur dibandingkan sebagian besar kota di Indonesia.

Infrastruktur di Pekanbaru sendiri sebenarnya tidaklah buruk. Bahkan saat ini Pekanbaru telah terhubung jalan tol dengan wilayah-wilayah disekitarnya. Namun kalau kita lihat infrastruktur secara umum, Batam masih unggul jauh bila dibandingkan Pekanbaru.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Anggarapan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bisa dijadikan indikator untuk mengukur seberapa besar keuangan suatu daerah berkontribusi untuk perkembangan daerah tersebut. Kota Batam memiliki APBD yang mencapai Rp3,536 triliun. Angka tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan APBD kota Pekanbaru. APBD kota Pekanbaru berada diangka 2,825 triliun.

Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi patokan terhadap kualitas sumber daya manusia suatu daerah. Berdasarkan data BPS, Kota Pekanbaru memiliki skor IPM 82,38. Angka tersebut ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan IPM kota Batam. Kota Batam memiliki IPM yang berada diangka 82,11. Ini menjadi bukti bahwa sebenarnya sumber daya manusia di kota Pekanbaru tidak kalah bila dibandingkan dengan kota Batam.

Dari beberapa perbandingan yang kita ulas, dapat disimpulkan bahwa kota Batam lebih unggul dibandingkan dengan Pekanbaru. Capaian yang telah diraih oleh kota Batam patut kita apresiasi. Namun tentunya tujuan kita bukan untuk mencari kota mana yang lebih baik ataupun sebaliknya. Tujuannya hanya sekedar ingin menunjukan bagaimana perbandingan antara kota Batam dengan kota Pekanbaru. Bagaimanapun kita tentu kedua kota akan semakin maju lagi kedepannya.

Bagikan Postingan Ini:

Sebelum IKN, 4 Daerah Ini Pernah Ditetapkan Sebagai Ibu Kota Indonesia

Pemerintah Indonesia secara resmi telah menetapkan Nusantara sebagai ibu kota baru Indonesia. Pemindahan ibu kota Indonesia ini disahkan melalui UU No.3 tahun 2022.  Nusantara yang dimaksud adalah sebuah kota baru yang dibangun di pulau Kalimantan, tepatnya di wilayah provinsi Kalimantan Timur. Jadi berbeda dengan istilah Nusantara yang selama ini merujuk kepada wilayah kepulauan Indonesia. Untuk meminimalisir kerancuan, ibu kota baru Indonesia ini lebih populer dengan nama IKN (Ibu Kota Nusantara).

Baca juga : IKN Tidak akan Tumbuh Menjadi Kota Metropolitan, Ini Alasannya

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Indonesia melakukan pemindahan ibu kota atau pusat pemerintahan. IKN merupakan daerah kelima di Indonesia yang dinobatkan sebagai ibu kota negara. Ini berarti sebelum pusat pemerintahan Indonesia dipindahkan ke IKN, ada 4 kota lainnya yang pernah ditetapkan sebagai ibu kota negara Indonesia. Apa saja-saja kota-kota tersebut? Dihimpun dari berbagai sumber, berikut adalah 4 kota yang pernah menyandang status sebagai ibu kota Indonesia sebelum berpindah ke IKN. 

Yogyakarta

Yogyakarta pernah menjadi ibu kota Indonesia saat kedatangan sekutu dan NICA ke Indonesia
ilustrasi kota Yogyakarta (huni.id)

Kota Yogyakarta ditetapkan sebagai ibu kota Indonesia pada 4 Januari 1946. Sebelum dipindahkan ke Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu adalah kota Jakarta. Pemindahan ibu kota Indonesia ke Yogyakarta dilakukan secara diam-diam. Alasannya adalah meskipun Indonesia saat itu sudah merdeka, Belanda masih berusaha untuk menjajah Indonesia kembali dengan menduduki wilayah Jakarta. Hal ini tentunya menimbulkan ketidakstabilan keamanan di dalam negeri. Presiden Soekarno, wakil presiden Mohammad Hatta, dan sejumlah pemimpin Indonesia lainnya yang saat itu berada di Jakarta, secara diam-diam melakukan perjalanan ke Yogyakarta menggunakan sarana transportasi kereta api. Kota Yogyakarta menjadi ibu kota negara Indonesia hingga 27 Desember 1949.

Saat ini kota Yogyakarta merupakan ibu kota dari provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Yogyakarta dikenal luas sebagai kota wisata dan kota pelajar. Luas kota Yogyakarta adalah 32,5 km² dengan populasi 374 ribu jiwa. 

Bukittinggi

Bukittinggi kota di pulau Sumatera yang pernah menjadi ibu kota Indonesia
ilustrasi kota Bukittinggi (kompas.com)

Bukittinggi adalah sebuah kota kecil yang berada di provinsi Sumatera Barat. Namun siapa sangka kota sekecil Bukittinggi ini pernah menjadi ibu kota negara Indonesia. Kota Bukittinggi ditunjuk sebagai ibu kota Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). PDRI ini terbentuk dari 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949. PDRI dibentuk untuk menunjukan kepada dunia internasional bahwa negara Indonesia masih berdaulat dan belum bubar. Saat itu sedang terjadi Agresi Militer Belanda yang kedua atas Indonesia. Belanda berulang kali menyiarkan melalui Radio bahwa Indonesia telah bubar karena para bapak bangsa seperti Soekarno, Mohammad Hatta dan Syahrir sudah menyerah dan ditahan Belanda. Namun Indonesia tidak menyerah dan mendirikan pemerintahan darurat yang beribukota di kota Bukittinggi. 

Berdasarkan data yang dihimpun dari BPS, kota Bukittinggi tercatat memiliki populasi 122.311 jiwa. Populasi yang memang tergolong kecil. Sementara itu luas wilayah kota Bukittinggi adalah 25,24 km². Bukittinggi masuk dalam jajaran kota terkecil di Indonesia. Di kota inilah terdapat salah satu ikon kota paling terkenal di Indonesia yang bernama Jam Gadang. Selain pernah menjadi ibu kota negara, kota Bukittinggi juga pernah menjadi ibu kota provinsi dan ibu kota kabupaten. 

Bireuen

Kota Bireuen pernah menjadi ibu kota Indonesia selama sepekan
ilustrasi kota Bireuen (zulkarnenjuli.blogspot.com)

Sebenarnya masih menjadi perdebatan apakah Bireuen pernah ditetapkan sebagai ibu kota Indonesia atau tidak. Namun yang pasti presiden Soekarno pernah menjalankan roda pemerintahan Indonesia di kota ini selama sepekan. Bireuen dipilih untuk menjalankan roda pemerintahan bukan hanya karena daerahnya yang termasuk aman, tetapi juga karena Bireuen merupakan pusat kemiliteran Aceh. Lokasinya juga stratesi dalam mengatur strategi untuk memblokade serangan Belanda yang telah menguasai wilayah Sumatera bagian timur. 

Bireuen sendiri merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Aceh. Kabupaten Bireuen memiliki luas wilayah 1.901,20 km² dengan populasi 458.978 jiwa. Ibu kota dari kabupaten ini juga bernama Bireuen. 

Jakarta

ilustrasi kota Jakarta (jakarta.go.id)

Jakarta adalah kota yang paling dikenal kalayak ramai sebagai ibu kota Indonesia. Sebenarnya sejak awal kemerdekaan Indonesia, Jakarta memang sudah ditunjuk sebagai ibu kota Indonesia. Namun karena keamanan yang tidak stabil akibat Belanda yang masih ingin menjajah Indonesia, akhirnya Indonesia harus berpindah-pindah ibu kota untuk mempertahankan eksistensi negara Indonesia.

Sekarang Jakarta sudah bukan ibu kota Indonesia lagi. Status DKI (Daerah Khusus Ibukota) sudah tidak disematkan lagi untuk kota Jakarta. Namun kota Jakarta akan tetap memiliki kedudukan sebagai daerah otonomi khusus di Indonesia. Jakarta akan tetap menjalankan peranan khusus sebagai pusat perekonomian nasional dan global. 

Jakarta adalah kota terbesar di Indonesia baik secara populasi ataupun ekonomi. Jakarta satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki populasi diatas 10 juta jiwa. Luas wilayah dari kota Jakarta adalah 661,5 km².

Itulah 4 kota di Indonesia yang pernah menyandang status sebagai ibu kota Indonesia sebelum akhirnya ibu kota Indonesia berpindah ke IKN. Dari semua daerah yang pernah menjadi ibu kota di Indonesia, cuma IKN yang menjadi ibu kota Indonesia dalam kondisi yang sedang damai. Selebihnya dipenuhi oleh peperangan. Kita harapkan dengan ditetapkannya IKN sebagai ibu kota Indonesia dapat memberikan dampak positif terhadap  bangsa Indonesia. 
Bagikan Postingan Ini:

Benarkah Jawa Tengah Provinsi Termiskin? Yuk Simak dari Kondisi Kota-Kota di Sana

Jawa Tengah adalah salah satu provinsi terbesar di Indonesia. Jumlah populasi penduduk dari provinsi Jawa Tengah mencapai 37,95 juta jiwa. Angka tersebut menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi dengan populasi terbesar ketiga di Indonesia setelah provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur.

peta kabupaten dan kota di provinsi Jawa Tengah
ilustrasi peta provinsi Jawa Tengah (kompas.com)

Belakangan ini sering muncul narasi bahwa Jawa Tengah merupakan provinsi termiskin. Hal tersebut berdasarkan data persentase penduduk miskin di provinsi Jawa Tengah yang mencapai 10,77 persen dari total populasi di sana. Namun perlu dibuktikan lagi apakah data tersebut sesuai dengan kondisi dilapangan atau tidak. Salah satunya dapat kita cek berdasarkan kondisi kota-kota di Jawa Tengah.

Jawa Tengah memiliki 6 wilayah kota otonom, yaitu Semarang, Surakarta, Pekalongan, Tegal, Salatiga, dan Magelang. Dari ke-6 kota tersebut, kota Semarang dan kota Surakarta adalah dua kota yang memiliki peranan paling signifikan di provinsi Jawa Tengah. 

Sebagai kota terbesar di Jawa Tengah, seringkali kota Semarang dijadikan gambaran bagaimana kondisi provinsi Jawa Tengah. Boleh dibilang data perekonomian kota Semarang menunjukan angka yang relatif bagus. Misalnya data persentase penduduk miskin yang berada diangka 4,23 persen. Angka tersebut jauh dibawah persentase penduduk miskin nasional yang berada diangka 9,36 persen. Begitupula dengan data PDRB (Produk Domestik dan Regional Bruto) dan pendapatan per kapita. Kota Semarang memiliki PDRB yang mencapai Rp227,619 triliun. Di Indonesia cuma kota Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan saja yang memiliki PDRB diatas kota Semarang.


Semarang, kota terbesar di provinsi Jawa Tengah
ilustrasi kota Semarang (tribunnews.com)

Menurut data BPS, kota Semarang memiliki pendapatan per kapita Rp137,122 juta. Jauh diatas pendapatan per kapita nasional yang berada diangka Rp75 juta. Bukan hanya Semarang, 3 kota lainnya di provinsi Jawa Tengah juga memiliki pendapatan per kapita diatas rata-rata nasional. Kota-kota tersebut adalah Surakarta, Magelang, dan Salatiga. Hanya kota Pekalongan dan Tegal yang memiliki pendapatan per kapita dibawah rata-rata nasional. Bila kita lihat dari persentase penduduk miskin, semua kota di Jawa Tengah tersebut memiliki persentase penduduk miskin dibawah rata-rata nasional. 

Meski sering disebut provinsi miskin, namun data tentang kota-kota di Jawa Tengah menunjukan angka yang tidak terlalu buruk. Tentunya kita tidak bisa hanya berkaca dari wilayah perkotaan saja. Ternyata besarnya angka kemiskinan di Jawa Tengah dipengaruhi oleh kabupaten-kabupaten di sana. Dari 29 kabupaten di Jawa Tengah, hanya kabupaten Kudus yang memiliki pendapatan per kapita diatas rata-rata nasional. Kabupaten Kudus memiliki pendapatan per kapita yang mencapai Rp103,88 juta. Sedangkan kalau dilihat dari angka kemiskinan, hanya kabupaten Sukoharjo, Pati, Kudus, Jepara, Semarang, Temanggung, Batang, dan  Tegal yang memiliki persentasi penduduk miskin dibawah rata-rata nasional dari 29 kabupaten di provinsi Jawa Tengah. 

Kesimpulannya kalau dilihat dari wilayah perkotaan di Jawa Tengah saja kita tidak akan menemukan angka kemiskinan yang terlalu mencolok. Namun wilayah kabupatennya yang membuat persentase angka kemiskinan menjadi tinggi di provinsi Jawa Tengah. Sebenarnya ini bukan hanya permasalahan di Jawa Tengah saja, tapi hampir semua provinsi dengan populasi yang besar mengalami hal yang serupa. 


Rujukan :

Sumber1

Sumber2

Sumber3

Bagikan Postingan Ini:

Popular Posts

Archives

Recent Posts