Terlengkap dalam menyajikan informasi seputar kota-kota di Indonesia

Tampilkan postingan dengan label Regional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Regional. Tampilkan semua postingan

Sabang, Kota Kecil di Ujung Utara Sumatera

Kota Sabang tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Nama kota ini seringkali dirangkai dengan Kota Merauke untuk menggambarkan ujung barat dan ujung timur Indonesia. Kota Sabang merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Aceh. Lokasinya berada di seberang utara Pulau Sumatera dan merupakan wilayah kepulauan. Pulau Weh merupakan pulau terbesar di Kota Sabang.

Wilayah Kota Sabang merupakan titik paling utara di Indonesia. Salah satu pulaunya, yaitu pulau Rondo adalah pulau terluar Indonesia di bagian utara. Pulau ini berbatasan langsung dengan wilayah Negara India. Namun karena keterbatasan akses, titik nol km Indonesia tidak dibangun di pulau ini, melainkan dibangun di Pulau Weh.

Luas wilayah Kota Sabang adalah 153 km². Topografi Kota Sabang didominasi oleh kawasan berbukit dan bergunung. Sementara populasi Kota Sabang berdasarkan sensus tahun 2010 adalah sekitar 30.000 jiwa. Dilihat dari populasi penduduk, Kota Sabang merupakan salah satu kota dengan populasi terkecil di Indonesia. Mayoritas penduduk Kota Sabang berasal dari Suku Aceh. Selain itu di Kota Sabang juga terdapat Suku Minangkabau, Batak, Jawa, Tionghoa dll.

Seperti yang pernah disinggung sebelumnya, pulau terbesar di Kota Sabang adalah Pulau Weh. Pulau ini merupakan sebuah pulau vulkanik. Sebelumnya Pulau Weh merupakan wilayah yang tersambung dengan daratan Sumatera. Pulau ini terpisah dari daratan Sumatera akibat meletusnya gunung berapi yang terakhir kali terjadi pada zaman Pleistosen. Pulau Weh dikenal dengan kekayaan ekosistemnya. Karena kekayaan ekosistem yang dimilikinya, pemerintah Indonesia menetapkan Pulau Weh sebagai suaka alam.

Pulau Weh dari udara (Foto : Wego.co.id)

Selama ini banyak yang salah kaprah mengira bahwa Kota Sabang merupakan wilayah paling barat di Indonesia. Sebenarnya hal tersebut merupakan sebuah kekeliruan. Wilayah paling barat di Indonesia aslinya berada di Pulau Benggala. Pulau Benggala sendiri merupakan sebuah pulau kecil yang sama sekali tidak berpenghuni. Secara administratif, Pulau Benggala merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Aceh Besar. Jadi, walau Kota Sabang sering disebut-sebut sebagai wilayah paling barat di Indonesia, namun pada kenyataannya wilayah paling barat di Indonesia adalah Kabupaten Aceh Besar.

Saat ini kota Sabang semakin populer dimata wisatawan asing, khususnya bagi wisatawan yang berwisata menggunakan kapal pesiar. Tiap tahunnya jumlah kapal pesiar yang singgah di Kota Sabang selalu meningkat. Pada tahun 2015 lalu, hanya 4 kapal pesiar yang singgah di Kota Sabang. Jumlah kapal pesiar yang singgah di Kota Sabang meningkat menjadi 11 unit pada tahun 2015. Terjadi peningkatan kunjungan hingga 200 persen lebih. Sektor pariwisata di Kota Sabang memang terus menggeliat semenjak ditetapkannya Kota ini sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) oleh Kementrian Pariwisata tahun 2007 lalu.


Rujukan :

Bagikan Postingan Ini:

10 Gedung Tertinggi di Kota Bekasi

Bekasi adalah sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kota ini merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Barat setelah Kota Bandung. Untuk di Indonesia, Bekasi adalah kota terbesar keempat setelah Kota Jakarta, Surabaya dan Bandung. Kota ini merupakan salah satu daerah penyangga Kota Jakarta. Dengan statusnya tersebut, tidak mengherankan Kota Jakarta memberikan imbas langsung terhadap perkembangan Kota Bekasi. Contohnya banyak orang yang bekerja di Jakarta memilih Bekasi sebagai tempat tinggal. Untuk memperlancar mobilitas mereka, dibangunlah sejumlah akses yang meningkatkan konektivitas antara Bekasi dengan Jakarta. Diantaranya adalah jalur kereta api dan jalan tol.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, Kota Bekasi cukup gencar membangun gedung-gedung pencakar langit. Kondisi kota Jakarta yang semakin padat dan semakin mahalnya harga lahan di sana, membuat Bekasi menjadi alternatif investasi. Diantara semua gedung pencakar langit di Kota Bekasi, berikut adalah 10 yang tertinggi.

Grand Kamala Lagoon

Grand Kalama Lagoon gedung tertinggi di Kota Bekasi
ilustrasi gedung Grand Kalama Lagoon (pp-properti.com)

Grand Kalama Lagoon adalah gedung tertinggi di Kota Bekasi untuk saat ini. Gedung ini dimiliki oleh PP Properti yang difungsikan sebagai hunian. Grand Kamala Lagoon terdiri dari dua tower yang masing memiliki ketinggian 157 m. Gedung ini memiliki 44 lantai dan selesai dibangun pada tahun 2017 silam.

Grand Dhika City


ilustrasi gedung Grand Dhika City (App.id)

Grand Dhika City adalah sebuah mixed use development yang berada di kawasan Bekasi Timur. Saat ini baru satu gedung dalam area Grand Dhika City yang telah selesai pembangunannya. Gedung tersebut diberi nama Cempaka Tower. Cempaka Tower merupakan gedung tertinggi kedua di Kota Bekasi yang terdiri dari 28 lantai. Gedung ini difungsikan sebagai apartemen.

M Gold Tower


ilustrasi gedung M Gold Tower (Sewa-kantor.net)

Status gedung tertinggi ketiga di Kota Bekasi dipegang oleh M Gold Tower. Gedung ini terdiri dari 21 lantai dengan ketinggian 82 m. M Gold Tower merupakan sebuah gedung yang difungsikan sebagai apartemen perkantoran. Lokasinya berada di Bekasi Barat. 

Kemang View Apartment


ilustrasi gedung Kemang View Apartmen (rumahdijual.com)

Sesuai dengan namanya, Kemang View Apartment merupakan sebuah gedung yang difungsikan sebagai apartemen. Gedung ini berada di Bekasi Barat. Kemang View Apartment memiliki 23 lantai dan merupakan gedung tertinggi keempat di Kota Bekasi. Ketinggian dari Kemang View Apartment mencapai 78 m.

Grand Dhika City Jati Warna


Grand Dhika City Jati Warna
ilustrasi gedung Grand Dhika City Jawi Warna (globalrancangselaras.com)

Grand Dhika City Jati Warna adalah sebuah gedung hunian yang berada di pinggiran Sungai Sunter. Gedung ini merupakan bangunan tertinggi kelima di Kota Bekasi. Grand Dhika City Jati Warna memiliki ketinggian 75 m dan terdiri dari 22 lantai. 

Mutiara Apartment


ilustrasi gedung Mutiara Apartment (fukamen.com)

Mutiara Apartment merupakan sebuah gedung apartemen yang berada di Bekasi Barat. Gedung ini merupakan gedung tertinggi keenam di Kota Bekasi. Gedung Mutiara Apartment terdiri dari 21 lantai. Ketinggian dari gedung Mutiara Apartment mencapai 72 m.

Horison Hotel


ilustrasi gedung Horison Hotel (horison-group.com)

Untuk gedung tertinggi ketujuh di Kota Bekasi dipegang oleh Horison Hotel. Gedung ini merupakan sebuah hotel bintang 4 yang terdiri dari 18 lantai. Ketinggian dari gedung ini mencapai 69 m. Dengan demikian Horison Hotel merupakan hotel tertinggi di Kota Bekasi. Lokasi Horison Hotel berada di Bekasi Barat.

Harris Hotel


ilustrasi gedung Harris Hotel (istania.net)

Gedung Harris Hotel berlokasi di kawasan Bekasi Barat. Sama Halnya seperti Horison Hotel, Harris Hotel juga merupakan sebuah hotel bintang 4. Gedung ini terdiri dari 17 lantai dan memiliki ketinggian 65 m. Harris Hotel  merupakan gedung tertinggi kedelapan di Kota Bekasi.

Aston Imperial Bekasi


Aston Imperial Bekasi
ilustrasi gedung Aston Imperial Bekasi (thedecorawedding.com)

Aston Imperial Bekasi adalah sebuah hotel yang berada di kawasan Bekasi Barat. Astion Imperial Bekasi merupakan hotel bintang 4. Gedung ini memiliki 15 lantai dan merupakan gedung tertinggi kesembilan di Kota Bekasi. Aston Imperial Bekasi ini memiliki ketinggian 57 m.

Amaroossa Grande Bekasi


Foto : Kompas.com

Amaroossa Grande Bekasi juga merupakan sebuah hotel bintang 4 di Kota Bekasi. Lokasi tepatnya berada di Bekasi Barat. Gedung ini merupakan gedung tertinggi kesepuluh di Kota Bekasi yang terdiri dari 15 lantai.



Referensi :
  • https://www.skyscrapercenter.com/city/bekasi
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_bangunan_tertinggi_di_Bekasi
Bagikan Postingan Ini:

5 Kota Terkaya di Pulau Sulawesi

Sulawesi merupakan salah satu dari 5 pulau terbesar di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2010, jumlah penduduk Pulau Sulawesi adalah 17,36 juta jiwa. Jumlah tersebut masih jauh dibawah populasi Pulau Jawa yang lebih dari 140 juta jiwa, maupun populasi Pulau Sumatera yang lebih dari 50 juta jiwa. Dengan populasi yang lebih kecil, wilayah urban atau perkotaan di Pulau Sulawesi juga tidak sebanyak di Pulau Jawa dan Sumatera. Secara umum pembangunan kota-kota di Sulawesi masih tertinggal dibandingkan kota-kota di Jawa dan Sumatera. Namun dalam beberapa tahun belakangan ini kota-kota di Sulawesi mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Perkembangan kota-kota di Sulawesi dapat dilihat dari perekonomian yang semakin membaik. Bicara tentang perekonomian kota-kota di Sulawesi, pada tulisan ini kita akan membahas tentang 5 kota terkaya di Pulau Sulawesi. Tentunya kekayaan kota-kota di Sulawesi tidak sesignifikan kota-kota di Jawa dan Sumatera. Apalagi sebagian besar kota-kota di Pulau Sulawesi juga minim sumber daya alam. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah daftar 5 kota terkaya di Pulau Sulawesi. Kekayaan tersebut diukur berdasarkan pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku yang dirilis oleh BPS.

1. Makassar

Makassar kota terkaya di pulau Sulawesi
Foto : Salsawisata.com

Makassar merupakan kota terkaya di Pulau Sulawesi bila dilihat berdasarkan pendapatan per kapita. Ibukota Sulawesi Selatan ini memiliki pendapatan per kapita yang mencapai Rp78,772 juta. Selain berstatus sebagai kota terkaya, Makassar juga merupakan kota terbesar di Pulau Sulawesi. Kota ini merupakan satu-satunya kota di Pulau Sulawesi yang berstatus sebagai kota metropolitan.

2. Manado

Foto : Skyscrapercity.com

Posisi kedua kota terkaya di Pulau Sulawesi dipegang oleh Kota Manado. Kota Manado bukan cuma terkaya kedua di Pulau Sulawesi, namun juga merupakan kota terbesar kedua di Pulau Sulawesi setelah Kota Makassar. Ibukota Sulawesi Utara ini memiliki pendapatan per kapita sebesar Rp60,019 juta.

3. Bitung

Foto : Metrotvnews.com

Sama halnya seperti Kota Manado, Kota Bitung juga berada di Provinsi Sulawesi Utara. Kota ini terkenal dengan statusnya sebagai kota pelabuhan. Bitung merupakan kota dengan pendapatan per kapita terbesar ketiga di Pulau Sulawesi. Kota ini memiliki pendapatan per kapita sebesar Rp56,463 juta.

4. Palu

Foto : Amabeltravel.com

Kota Palu merupakan ibukota dari Provinsi Sulawesi Tengah. Bila dilihat berdasarkan pendapatan per kapita, Kota Palu merupakan kota terkaya keempat di Pulau Sulawesi. Pendapatan per kapita Kota Palu mencapai Rp46,889 juta.

5. Kendari

Foto : Indonesia-culturess.blogspot.com

Kota Kendari merupakan ibukota dari provinsi Sulawesi Tenggara. Kota Kendari memiliki pendapatan per kapita yang mencapai Rp43,443 juta. Dengan pendapatan per kapita yang sebesar itu menempatkan Kota Kendari berada di urutan ke-5 sebagai kota dengan pendapatan per kapita tertinggi di Pulau Sulawesi.

Semua data pendapatan per kapita diatas bersumber dari data BPS (Badan Pusat Statistik) untuk tahun 2015. Diantara 5 kota diatas, hanya Kota Kendari yang memiliki pendapatan per kapita dibawah pendapatan per kapita nasional. Pendapatan per kapita nasional untuk tahun 2015 adalah 45,18 juta rupiah.
Bagikan Postingan Ini:

Mengenal Kota Tarakan di Kalimantan Utara

Tarakan merupakan kota terbesar di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Kota ini terpisah dari daratan Kalimantan dan berada pada sebuah pulau kecil. Luas Kota Tarakan adalah 250,80 km² dengan populasi penduduk yang mencapai 239.787 jiwa. Kota ini memiliki semboyan yang dikenal dengan istilah "BAIS" (Bersih, Aman, Indah, dan Sejahtera).

Secara resmi Kota Tarakan  berdiri pada tanggal 15 Desember 1997. Saat itu Kota Tarakan masih menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Sejak tahun 2002, Kota Tarakan menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Utara seiring dengan pemekaran provinsi tersebut dari Provinsi Kalimantan Timur. Berdirinya Kota Tarakan ditetapkan berdasarkan Undang-Undang RI No.29 Tahun 1997. Sebelumnya Kota Tarakan hanya berupa kota administratif yang masuk dalam wilayah Kabupaten Bulungan.

Kota Tarakan dikenal sebagai lokasi transit bagi penduduk Indonesia yang ingin bepergian ke Malaysia, seperti ke Tawau, Kota Kinabalu dan Kuching. Entah itu untuk bekerja atau sekedar berwisata. Walau dikenal sebagai kota transit, namun Kota Tarakan sendiri sebenarnya merupakan salah satu kota tujuan utama di Pulau Kalimantan bagi orang-orang yang ingin mengadu nasib. Itulah sebabnya komposisi etnis di kota ini cukup beragam karena banyaknya pendatang dari luar Tarakan. Suku asli dari Kota Tarakan bernama suku Tidung. Selain suku Tidung, di kota ini juga dapat dijumpai suku-suku lainnya seperti suku Dayak, Banjar, Bugis, Jawa, Batak, Toraja, Tionghoa dll.

Kota Tarakan dari udara (Foto : Prokal.co)

Ramainya pendatang di Kota Tarakan disebabkan karena kota ini merupakan kota yang kaya. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) untuk tahun 2015, pendapatan per kapita Kota Tarakan mencapai 90,422 juta rupiah. Kota ini merupakan ujung tombak  perekonomian Provinsi Kalimantan Utara. 36 persen perekonomian Provinsi Kalimantan Utara ditopang oleh Kota Tarakan. Itulah sebabnya kota ini menjadi pilihan utama bagi orang-orang yang ingin mengadu nasib ke Kalimantan Utara.

Sektor utama yang menjadi penopang perekonomian Kota Tarakan adalah sektor pertambangan. Kota Tarakan terkenal sebagai penghasil minyak dan gas bumi. Berkat keberadaan cadangan minyak dan gas bumi inilah perekonomian Kota Tarakan dapat berkembang pesat dan menjadi salah satu kota paling sejahtera di Indonesia. Namun Kota Tarakan juga memiliki potensi yang besar disektor perikanan dan kelautan. Bahkan sejumlah hasil perikanan dan kelautan Kota Tarakan telah menembus pasar ekspor. Contohnya adalah udang dan rumput laut yang telah diekspor ke sejumlah negara.

Penduduk Kota Tarakan memang tidak terlalu besar. Namun kota ini memiliki fasilitas yang cukup memadai. Kota ini bahkan telah memiliki sebuah bandara internasional dengan nama Bandar Udara Internasional Juwata. Bandara ini berlokasi sekitar 3 km dari Pusat Kota Tarakan. Rute internasional di Bandara Internasional Juwata baru melayani tujuan ke negara Malaysia. Kota-kota di Malaysia yang terhubung dengan Bandara Internasional Juwata antara lain Kota Kinabalu, Sandakan dan Tawau.

Bandara Internasional Juwata di Tarakan (Foto : Tribunnews.com)

Selain memiliki bandara, Kota Tarakan juga memiliki beberapa pelabuhan. Terdapat 4 pelabuhan utama di Kota Tarakan, yaitu Pelabuhan Tengkayu I, Pelabuhan Tengkayu II, Pelabuhan Malundung, dan Pelabuhan Juwata Laut. Masing-masing pelabuhan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pelabuhan Tengkayu I digunakan sebagai pelabuhan untuk speed boat dengan tujuan ke wilayah-wilayah lainnya di Kalimantan Utara. Pelabuhan Tengkayu II  digunakan sebagai pelabuhan bongkar muat barang. Sedangkan Pelabuhan Malundung digunakan sebagai pelabuhan untuk kapal-kapal penumpang berukuran besar tujuan Jawa, Sulawesi dan Malaysia. Terbaru, yaitu Pelabuhan Juwata Laut digunakan sebagai pelabuhan ferry.

Kota Tarakan telah memiliki sejumlah hotel mulai dari kelas melatih hingga hotel bintang 4. Jadi bagi anda yang berkunjung ke Kota Tarakan, tidak usah cemas untuk urusan akomodasi. Kota ini juga telah memiliki pusat perbelanjaan modern yang diberi nama Grand Tarakan Mall.

Grand Tarakan Mall (Foto : Alkonusa.com)

Seperti yang pernah kita bahas sebelumnya, Kota Tarakan terpisah dari daratan Kalimantan. Hal ini menyebabkan biaya logistik ke kota ini relatif mahal. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah berencana membangun jembatan yang menghubungkan Kota Tarakan dengan daratan Kalimantan. Jembatan tersebut diberi nama Jembatan Bulan yang merupakan singkatan dari dua daerah yang dihubungkan oleh jembatan tersebut, yaitu Bulungan dan Tarakan. Kalau terwujud, Jembatan Bulan akan menjadi salah satu jembatan terpanjang di Indonesia. Jembatan ini memiliki panjang bentangan yang mencapai 3000 m. Kehadiran Jembatan Bulan tentunya akan membuat perekonomian Kota Tarakan menjadi lebih hidup lagi.
Bagikan Postingan Ini:

Kota Ambon yang Semakin Maju dan Damai

Kota Ambon adalah ibukota dari Provinsi Maluku dan sekaligus merupakan kota terbesar di sana. Populasi Kota Ambon berdasarkan data BPS tahun 2014 adalah 395.423 jiwa. Kota Ambon sering dijuluki dengan sebutan Ambon Manise yang bermakna Kota Ambon yang indah, manis atau cantik. Statusnya sebagai kota terbesar menjadikan Kota Ambon sebagai pintu gerbang utama dari Provinsi Maluku. Kota ini menjadi pusat perdagangan, pariwisata, pendidikan dll.

Dulu Kota Ambon pernah diterpa konflik bermotif SARA. Konflik tersebut terjadi antara tahun 1996 sampai tahun 2002. Namun sekarang Kota Ambon telah menjelma menjadi kota yang damai dan terus membangun menjadi salah satu pusat perekonomian utama di kawasan timur Indonesia. Untuk mengenang kesuksesan Kota Ambon dari sebuah kota yang pernah dilanda konflik menjadi sebuah kota yang damai, maka dibangunlah sebuah monumen di Kota Ambon yang diberi nama Monumen Gong Perdamaian Dunia. Monumen Gong Perdamaian Dunia ini dibangun di kawasan Ambon City Center.

Monumen Gong Perdamaian Dunia yang berlokasi di Ambon City Center (Foto : Indonesiakaya.com)

Dilihat dari komposisi suku dan ras, Kota Ambon tergolong kota yang heterogen. Di Kota Ambon kita dapat menjumpai orang-orang keturunan Asia seperti Tionghoa dan Arab. Selain itu juga ada suku-suku asli Nusantara seperti Jawa, Buton, Minahasa, dan Minangkabau yang telah lama menetap di Kota Ambon. Sedangkan suku mayoritas di Kota Ambon adalah suku-suku dari rumpun Alifuru. Suku-suku ini merupakan penduduk asli Kepulauan Maluku yang merupakan bagian dari ras Papua-Melanesoid (Melanesia) yang memiliki ciri-ciri berkulit gelap. Kita juga dapat menjumpai orang-orang keturunan Eropa di Kota Ambon, terutama yang berasal dari Portugal dan Belanda.

Luas wilayah Kota Ambon adalah 359,45 km². Kota Ambon memiliki garis pantai sepanjang 102,7 km. Secara umum, Sebagian besar wilayah Kota Ambon terdiri dari daerah berbukit dan berlereng terjal. Sekitar 73% wilayahnya dapat dikategorikan sebagai wilayah berbukit dan berlereng terjal dengan kemiringan diatas 20%. Jadi, hanya 13% wilayahnya yang dapat diklasifikasikan sebagai daerah datar atau landai dengan kemiringan kurang dari 20%. Dengan kondisi wilayah yang berbukit, landai serta memiliki kawasan pantai, menjadikan Kota Manado memiliki keindahan alam yang mempesona. Ditambah lagi Kota Ambon memiliki penataan kota yang baik. Kesan sembrawut yang biasanya kita jumpai dari kota-kota di Indonesia sangat minim dijumpai di Kota Ambon. Pusat kotanya benar-benar tampak teratur.

Kondisi Kota Ambon yang tertata dengan baik (Foto : instagram.com/panjiambon)

Setiap tahunnya pertumbuhan ekonomi Kota Ambon mengalami peningkatan. Pada tahun 2013, Kota Ambon mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,20 persen. Kemudian meningkat menjadi 5,96 persen ditahun 2014. Di tahun 2015, Kota Ambon mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi, yaitu mencapai 6,30 persen. Ini menunjukan bahwa perekonomian Kota Ambon terus berkembang ke arah yang positif. .

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan perkembangan perekonomian Kota Ambon adalah dengan membenahi infrastruktur. Salah satunya adalah menbangun Jembatan Merah Putih yang merupakan salah satu jembatan terpanjang di kawasan timur Indonesia. Jembatan ini memiliki panjang 1.140 m dan merupakan jenis jembatan khusus dengan sistem cable stayed. Tujuan dibangunnya jembatan ini adalah untuk mempersingkat waktu tempuh antara Bandara Pattimura dengan pusat Kota Ambon.

Jembatan Merah Putih pada malam hari (Foto : Serambimaluku.com)

Itulah sedikit ulasan tentang Kota Ambon. Semoga kota ini terus damai dan terus tumbuh menjadi kota yang maju.
Bagikan Postingan Ini:

Cilegon, Kota Terkaya di Provinsi Banten

Cilegon adalah salah satu kota otonom yang berada di Provinsi Banten. Kota Cilegon merupakan kota terkecil diantara semua kota yang berada di provinsi Banten. Berdasarkan data tahun 2014, jumlah penduduk kota Cilegon adalah 416.464 jiwa. Jumlah yang masih jauh untuk menjadikan Kota Cilegon sebagai kota metropolitan. Walaupun memiliki penduduk yang relatif kecil, namun kota Cilegon memiliki peranan yang besar bagi provinsi Banten. Salah satunya adalah karena posisinya yang strategis yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Pelabuhan Merak yang merupakan salah satu pelabuhan penyeberangan paling terkenal di Indonesia berada di kota ini. Jadi, Cilegon merupakan salah satu gerbang utama yang menghubungkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera.

Cilegon pertama kali ditetapkan sebagai sebuah kota berdasarkan Pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1986. Saat itu kota Cilegon masih berstatus Kota Administratif yang berada dibawah Pemerintahan Kabupaten Serang. Berkat tumbuhnya sektor industri dan perdagangan, Kota Cilegon terus mengalami pertumbuhan yang pesat. Pertumbuhan yang pesat tersebut membuat pemerintah akhirnya menaikan status Kota Cilegon menjadi sebuah kotamadya. Kota Cilegon ditetapkan sebagai kotamadya setelah disahkannya UU No. 15 tahun 1999 tanggal 27 April 1999 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.

Cilegon dikenal juga dengan julukan Kota Baja. Pasalnya di kota ini berdiri industri baja terbesar di Asia Tenggara yang bernama PT Krakatau Steel. Setiap tahunnya, Cilegon menghasilkan 6 juta ton baja dari Kawasan Industri Krakatau Steel. Krakatau Steel sendiri merupakan sebuah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang sudah berdiri di Kota Cilegon sejak tahun 1970.

Kawasan industri milik PT Krakatau Steel (Foto : Krakatausteel.com)

Cilegon merupakan kota yang kaya. Sektor industri menjadi penopang utama perekonomian Kota Cilegon. Berkat tingginya kegiatan industri di Kota Cilegon, menyebabkan Cilegon menjadi salah satu kota dengan pendapatan per kapita tertinggi di Indonesia. Di Indonesia, pendapatan per kapita Kota Cilegon berada diposisi keempat setelah Kota Bontang, Kediri dan Jakarta. Untuk di Provinsi Banten, Cilegon merupakan kota dengan pendapatan per kapita tertinggi. Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2015, Kota Cilegon memiliki pendapatan per kapita yang mencapai 189,182 juta rupiah. Jauh diatas pendapatan per kapita nasional yang hanya sekitar 45,18 juta rupiah. Sementara PDRB (Produk Domestik Regional Burto) Kota Cilegon untuk tahun 2015 adalah 77,963 triliun rupiah. Di Provinsi Banten, hanya Kota Tangerang yang memiliki PDRB lebih besar dibandingkan Kota Cilegon. Hal ini wajar karena populasi Kota Tangerang mencapai 1,6 juta jiwa. Sementara populasi Kota Cilegon hanya 400 ribuan jiwa.

Bagikan Postingan Ini:

Melihat Perkembangan Pesat Kota Surabaya

Surabaya adalah ibukota dari Provinsi Jawa Timur. Kota ini merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Kota Jakarta. Surabaya memiliki populasi penduduk yang mencapai 3.110.187 jiwa berdasarkan data tahun 2012. Dengan jumlah penduduk sebesar itu, menjadikan Surabaya sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia.

Sebagai sebuah kota metropolitan, tentunya Surabaya memiliki area metropolitan. Area metropolitan Surabaya bernama Gerbangkertosusila yang merupakan akronim dari Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan. Area metropolitan Gerbangkertosusila merupakan area metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah area metropolitan Jabodetabek. Berdasarkan data tahun 2010, Gerbangkertosusila memiliki populasi penduduk yang mencapai 9.115.485 jiwa dengan luas wilayah adalah 1.548,3 km persegi. Berbagai kerjasama terus dilakukan untuk meningkatkan perekonomian daerah-daerah yang masuk dalam area metropolitan Gerbangkertosusila. Salah satunya adalah pengalihan sektor industri dari Kota Surabaya ke kota-kota penyangga seperti Gresik dan Sidoarjo. Dengan demikian, beban Kota Surabaya dapat terkurangi serta perekonomian Gresik dan Sidoarjo dapat lebih berkembang. Surabaya bisa lebih fokus lagi untuk mengembangkan perekonomian disektor jasa dan perdagangan.

Boleh dibilang Kota Surabaya mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Salah satu indikatornya dapat dilihat dari kehadiran gedung-gedung pencakar langit yang semakin menjamur di Kota Surabaya. Memang, gedung-gedung pencakar langit di Kota Surabaya belum sebanyak dan belum sejangkung gedung-gedung pencakar langit di Kota Jakarta. Namun setidaknya Kota Surabaya sudah bisa sedikit mendekati Kota Jakarta. Kota Surabaya telah memiliki gedung pencakar langit yang ketinggian mencapai 50 lantai. Kedepannya akan semakin banyak lagi gedung-gedung pencakar langit dengan ketinggan 50 lantai atau lebih yang hadir di Kota Surabaya.

Baca juga : 20 Gedung Tertinggi di Kota Surabaya

Gedung-gedung pencakar langit di Kota Surabaya (foto : ramaperdanasby di instagram)

Selain gencar membangun gedung tinggi, Kota Surabaya juga gencar dalam mengembangkan infrastruktur. Salah satu infrastruktur Kota Surabaya yang terkenal unggul dibandingkan kota-kota lainnya di Indonesia adalah trotoar atau jalur pedestrian (pedestrian way). Selama kepemimpinan Walikota Tri Rismaharini, Kota Surabaya memang sangat fokus dalam membenahi trotoar. Hingga tahun 2016 lalu, Kota Surabaya telah memiliki lebih dari 45 km trotoar yang nyaman bagi pejalan kaki. Trotoar-trotoar tersebut dibuat lebar dan bebas dari PKL. Salah satu trotoar paling lebar di Kota Surabaya berada di Jalan Embong Malang. Trotoar tersebut memiliki lebar 5 meter dan kerap dimanfaatkan oleh sejumlah komunitas untuk melakukan aktivitas. Selain gencar membenahi trotoar, Tri Rismaharini juga terkenal gencar membenahi taman-taman di Kota Surabaya. Salah satu taman di Kota Surabaya yang bernama Taman Bungkul, sempat meraih predikat sebagai taman terbaik di Asia pada tahun 2013 lalu.

Baca juga : Beginilah Perbandingan antara Kota Bandung dengan Kota Surabaya

Salah satu trotoar di Kota Surabaya (foto : detik.com)

Infrastruktur jalan juga tidak luput dari perhatian Pemerintah Kota Surabaya. Saat ini ada beberapa proyek infrastruktur jalan yang sedang dikerjakan di Surabaya. Proyek-proyek tersebut antara lain Middle East Ring Road (MERR), Frontage Road (FR) sisi barat dan timur, Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), dan Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT). Saat ini yang tengah dikebut pengerjaannya adalah proyek Frontage Road sisi barat dan MERR II C. Diharapkan kedua jalan tersebut sudah selesai pengerjaannya pada tahun 2017 ini. Jalan-jalan baru tersebut diharapkan dapat mengurai kemacetan di Kota Surabaya yang semakin hari semakin parah kondisinya.

Sebagai sebuah kota perdagangan, Surabaya tentunya memiliki infrastruktur pelabuhan yang memadai. Pelabuhan Tanjung Perak merupakan penopang utama sektor perdagangan di Kota Surabaya. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan tersibuk kedua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk menunjang kinerja Pelabuhan Tanjung Priok, pada tahun 2015 Surabaya juga meresmikan pelabuhan lainnya yang bernama Pelabuhan Teluk Lamong. Pelabuhan ini disebut-sebut sebagai pelabuhan tercanggih di Indonesia. Pengoperasian pelabuhan ini sudah  menggunakan komputerisasi sehingga minim pemanfaatan tenaga manusia secara langsung. Pelabuhan ini sanggup melayani kapal-kapal besar dengan bobot hingga 5 juta TEUs. Selain canggih, Pelabuhan Teluk Lamong juga mengusung konsep Green Port. Pelabuhan Teluk Lamong hanya membolehkan truk kontainer yang menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk masuk ke area pelabuhan. Di sana disediakan transfer area untuk memindahkan kontainer-kontainer dari truk yang tidak menggunakan BBG ke truk yang menggunakan BBG yang telah disediakan oleh pihak Pelabuhan Teluk Lamong.

Pelabuhan Teluk Lamong (foto : marketeers.com)

Selain pelabuhan, Surabaya juga memiliki bandara yang mumpuni. Bandara tersebut bernama Bandara Internasional Juanda. Meski melayani penumpang Surabaya, Bandara Internasional Juanda sebenarnya berada di Kabupaten Sidoarjo. Pada tahun 2015 lalu, Bandara Internasional Juanda mampu melayani penumpang sebanyak 18.911.256 jiwa dan menjadi bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno Hatta. Saat ini Bandara Internasional Juanda ditopang oleh dua buah terminal penumpang. Kedepannya Bandara Internasional Juanda akan mengembangkan terminal ke-3 dengan kapasitas yang mencapai 70 juta penumpang. Dengan kapasitas sebesar itu, menjadikan Terminal 3 Bandara Internasional Juanda sebagai terminal bandara termegah di Indonesia. Mayoritas lahan untuk Terminal 3 Bandara Internasional Juanda rencananya akan berada di area reklamasi. Terminal ini akan diapit oleh dua landasan pacu dan akan memiliki 164 garbarata atau pintu menuju pesawat.

Render Terminal 3 Bandara Internasional Juanda (foto : tribunnews.com)

Infrastruktur yang paling diharapkan dapat segera terwujud di Kota Surabaya adalah Angkutan Massal Cepat (AMC). Untuk mewujudkan hadirnya Angkutan Massal Cepat di Kota Surabaya, Pemerintah Kota Surabaya sudah merencanakan untuk membangun trem dan LRT (Light Rail Transit). Untuk trem, harusnya sudah dilakukan pembangunan di awal 2017. Sayangnya masih terjadi tarik ulur dalam hal pendanaan. Pemerintah Kota Surabaya jelas tidak akan sanggup melakukan pembangunan trem tersebut kalau hanya mengandalkan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) kota. Untuk itu perlu ada sokongan dana dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Dana dari APBN ini yang sampai sekarang masih belum jelas realisasinya. Padahal Kota Surabaya benar-benar sudah sangat membutuhkan Angkutan Massal Cepat sebagai salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan di Kota Surabaya. Bila sudah memiliki Angkutan Massal Cepat, Pemerintah Kota Surabaya bisa melakukan pembatasan kendaraan untuk daerah-daerah yang dilalui dilalui oleh Angkutan Massal Cepat. Kehadiran Angkutan Massal Cepat tentunya akan semakin mengukuhkan Kota Surabaya sebagai salah satu kota dengan infrastruktur paling memadai. Bukan cuma di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara.
Bagikan Postingan Ini:

Waterfront City Pontianak akan Lebih Cantik dari Waterfront City Kuching

Pontianak adalah ibukota dari Provinsi Kalimantan Barat dan merupakan salah satu kota terbesar di Pulau Kalimantan. Kota ini menjadi salah satu daerah yang dialiri oleh sungai terpanjang di Indonesia yang bernama Sungai Kapuas. Sungai Kapuas menjadi salah satu penggerak utama perekonomian Kota Pontianak. Selama ini masyarakat Kota Pontianak telah memanfaatkan Sungai Kapuas untuk keperluan transportasi dan perdagangan. Namun ada potensi lainnya dari Sungai Kapuas yang saat ini coba dimaksimalkan oleh Pemerintah Kota Pontianak, yaitu penataan kawasan pinggiran Sungai Kapuas.

Pemerintah Kota Pontianak sedang mengembangkan Kota Pontianak menuju sebuah waterfront city. Untuk itu salah satu upaya yang paling penting yang perlu dilakukan adalah pembenahan kawasan pinggiran sungai. Tidak tanggung-tanggung, Pemerintah Kota Pontianak mengeluarkan anggaran yang mencapai Rp4,7 triliun untuk membenahi kawasan pinggiran Sungai Kapuas. Dengan anggaran sebesar itu, Waterfront City Pontianak diklaim akan lebih cantik atau lebih indah daripada Waterfront City Kuching. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Walikota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono. Sekedar informasi, Kuching merupakan sebuah kota yang berada di Negara Bagian Serawak, Malaysia. Kota ini memang terkenal sebagai salah satu andalan Malaysia dalam mendatangkan wisatawan. Selain indah, Kota Kuching juga terkenal akan kebersihannya.

Konsep penataan Waterfront City Pontianak (Foto : Akun facebook Sutarmidji).

Tentu butuh waktu yang tidak sedikit untuk mewujudkan Pontianak menjadi sebuah waterfront city berkelas dunia. Bahkan Sutarmidji yang merupakan Walikota Pontianak saat ini, berpesan agar penerusnya nanti tetap melanjutkan pembangunan Waterfront City Pontianak. Saat ini perkembangan pembenahan Waterfront City Pontianak baru menyentuh angka 10 persen. Pembangunan yang sedang berlangsung saat ini dimulai dari Jembatan Kapuas I hingga Terminal Pelampung di sisi kiri, dan dariJembatan Kapuas I hingga Masjid Jami' di sisi kanan.

Seandainya Waterfront City Pontianak terwujud sesuai harapan, bukan tidak mungkin akan mengundang investor untuk membangun mall, hotel, ataupun apartemen di tepian Sungai Kapuas. Dengan demikian pemandangan Waterfront City Pontianak bukan hanya akan lebih cantik, tetapi juga akan lebih metropolis.


Referensi :

  • http://thetanjungpuratimes.com/2017/01/30/edi-pastikan-waterfront-pontianak-lebih-cantik-dari-waterfront-kucing/
  • http://www.pontianakpost.co.id/posting-konsep-kreatif-bang-midji-banjir-pujian
Bagikan Postingan Ini:

Semarang, Kota Pertama yang Memiliki Rel KA di Indonesia

Keberadaan rel kereta api memiliki sejarah yang cukup panjang di Indonesia. Ide tentang pembangunan rel kereta api sudah muncul ketika diterapkan sistem tanam paksa oleh kolonial Belanda pada tahun 1825-1830. Ide tersebut muncul dengan tujuan untuk mengangkut hasil bumi dari sistem tanam paksa yang diterapkan Belanda. Salah satu alasannya adalah karena tidak optimalnya lagi penggunaan jalan raya pada masa itu. Untuk pertama kali, proposal tentang pembangunan rel kereta api di Hindia Belanda dilakukan pada tahun 1940 oleh Kolonel J.H.R. Van der Wijck.

Rel kereta api pertama di Indonesia mulai dibangun pada tahun 1864. Pembangunannya diprakarsai oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Sementara pencangkulan pertamanya dilakukan di Desa Kemijen oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda,  Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Rel yang pertama kali dibangun di Indonesia tersebut memiliki rute Semarang-Tanggung dengan panjang 26 km. Tujuan dibangunnya rel tersebut adalah untuk keperluan militer serta mengangkut hasil bumi ke Gudang Semarang. Menariknya, Indonesia memiliki rel pertama dengan lebar 1435 mm. Padahal untuk saat ini, lebar rel yang umum digunakan di Indonesia adalah 1067 mm. Bermula dari kesuksesan rel Semarang-Tanggung inilah akhirnya Belanda melakukan pembangun jalur rel lainnya di Indonesia, bahkan hingga luar Pulau Jawa.

Rel Semarang-Tanggung mulai dibuka untuk umum pada 10 Agustus 1867. Ini berarti sudah hampir 150 tahun Kota Semarang memiliki rel yang aktif beroperasi. Usia yang tentunya sudah sangat tua. Bahkan sangking tuanya, jejak-jejak peninggalan stasiun tertua di kota ini yang juga sekaligus stasiun tertua di Indonesia sempat sulit dilacak keberadaannya. Stasiun tersebut dikenal dengan nama Stasiun Semarang NIS.

Stasiun Semarang NIS

Setelah sekian puluh tahun para peneliti mencari tahu keberadaannya, barulah sekitar tahun 2009 Stasiun Semarang NIS ditemukan. Ternyata stasiun ini tidak benar-benar lenyap meski sulit dilacak keberadaannya. Stasiun ini berevolusi menjadi rumah-rumah petak dan telah banyak komponen stasiun yang hilang. Hanya sebagian kecil komponen stasiun yang tersisa, itupun butuh kejelian untuk melihatnya.

Kondisi Stasiun Semarang NIS saat ini

Bagian dari Stasiun Semarang NIS yang masih tersisa antara lain bekas atap peron yang ditandai dengan besi-besi yang melengkung, bekas ventilasi udara berbentuk bulat besar, kayu-kayu kaso yang besar, dan dinding batu bata yang tebal. Selebihnya tidak ada yang tersisa dari Stasiun Semarang NIS. Bahkan rel yang menghubungkan Semarang-Tanggung sepanjang 26 km juga sudah luput keberadaannya. Ternyata sudah semenjak lama bangunan ini beralih fungsi menjadi rumah. Bahkan orang-orang yang tinggal di sana juga sepertinya tidak tahu bahwa lokasi yang mereka tinggali dulunya merupakan sebuah stasiun.

Kalau diperhatikan, tinggi rumah-rumah bekas Stasiun Semarang NIS ini hanya sekitar 2 m. Padahal berdasarkan bukti gambar-gambar lama yang ada, tinggi Stasiun Semarang NIS diperkirakan mencapai 5 m. Ternyata hal tersebut disebabkan oleh banjir dan penurunan muka tanah yang terjadi di sana. Masyarakatpun harus menguruk tanah agar tetap bisa tinggal di sana.


Referensi :

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_perkeretaapian_di_Indonesia
  • http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150617091424-92-60486/melacak-misteri-stasiun-kereta-api-terkuno-di-indonesia/
Bagikan Postingan Ini:

Perbandingan antara Kota Medan dengan Kota Palembang


Medan dan Palembang merupakan dua kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan berada di provinsi Sumatera Utara, sedangkan Kota Palembang berada di provinsi Sumatera Selatan. Saat ini kedua kota tersebut sedang mengalami perkembangan yang pesat, terutama dibidang infrastruktur. Dilihat dari segi jumlah penduduk, Medan dan Palembang sama-sama masuk dalam kategori kota metropolitan.

Pada tulisan ini akan diulas tentang perbandingan antara Kota medan dengan Kota Palembang yang dilihat dari berbagai aspek. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah ulasan singkatnya.

Populasi dan Luas Wilayah

Medan memiliki populasi penduduk lebih besar dibandingkan Palembang. Berdasarkan data tahun 2015, populasi penduduk Kota Medan mencapai 2.210.624 jiwa. Sementara Kota Palembang memiliki populasi penduduk 1.580.517 berdasarkan data dari tahun yang sama. Namun luas wilayah Kota Palembang lebih besar dibandingkan Kota Medan. Palembang memiliki wilayah dengan luas 358,55 km persegi, sedangkan Medan memiliki wilayah dengan luas 265,10 km persegi.

Perekonomian

Layaknya seperti kota-kota metropolitan lainnya, perekonomian Kota Medan dan Palembang didominasi oleh sektor industri pengolahan, perdagangan dan jasa. Dilihat dari segi PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), perekonomian Kota Medan lebih besar dibandingkan Kota Palembang. Medan memiliki PDRB sebesar 164,628 triliun rupiah dan menduduki posisi keempat di Indonesia. Sementara Palembang memiliki PDRB sebesar 108,484 dan menduduki posisi kesembilan di Indonesia.

Bila dilihat berdasarkan pendapatan per kapita, Kota Medan juga lebih unggul dibandingkan Kota Palembang. Pendapatan per kapita kota Medan mencapai 74,471 juta rupiah. Sementara pendapatan per kapita Kota Palembang berada pada angka 68,638 juta rupiah. Kedua kota sama-sama memiliki pendapatan per kapita yang berada diatas rata-rata pendapatan per kapita nasional.

Infrastruktur

Seperti yang pernah kita singgung sebelumnya, Medan dan Palembang sama-sama mengalami perkembangan yang pesat disektor infrastruktur. Contohnya adalah infrastruktur jalan tol. Saat ini sedang dibangun dua ruas tol di Kota Medan. Kedua ruas tersebut adalah ruas Medan - Binjai dan Medan - Kualanmu - Tebing Tinggi. Kota Palembang juga tidak mau kalah. Palembang juga sedang membangun dua ruas jalan tol, yaitu ruas Palembang-Indralaya dan Kayuagung - Palembang - Betung. Selain dua ruas tol yang sedang dibangun tersebut, belum ada satupun jalan tol yang beroperasi di Kota Palembang. Berbeda dengan Kota Medan yang telah memiliki jalan tol yang bernama Belmera (Belawan - Medan - Tanjung Morowa) yang telah beroperasi sejak tahun 1986.

Kota Medan dan Palembang juga sedang gencar-gencarnya membangun infrastruktur rel. Seperti yang kita ketahui, Medan merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki kereta bandara. Tingginya frekuensi arus lalu lintas kereta bandara tersebut menyebabkan kemacetan disejumlah jalan di Kota Medan. Untuk mengatasi hal tersebut, saat ini sedang dibangun rel layang untuk jalur yang menghubungkan Kota Medan dengan Bandara Internasional Kualanamu. Bandara Internasional Kualanamu merupakan salah satu bandara termegah dan termodern di Indonesia. Ini merupakan salah satu infrastruktur yang menjadi kebanggan masyarakat Medan dan Sumatera Utara pada umumnya.

Palembang tidak mau kalah dalam pengembangan infrastruktur rel. Palembang saat ini sedang membangun transportasi perkotaan jenis LRT (Light Rail Transit). Saat ini cuma Kota Palembang dan Jakarta saja yang sedang membangun LRT di Indonesia. LRT di Kota Palembang tersebut menghubungkan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Jakabaring Sport City (JCC). Jadi selain sebagai angkutan perkotaan, LRT ini juga berfungsi sebagai kereta bandara. Jakabaring Sport City merupakan sebuah kompleks olahraga terbesar di Indonesia. Untuk urusan fasilitas olahraga, boleh dibilang Palembang jauh lebih unggul dibandingkan Medan.

Untuk infrastruktur-infrastruktur dasar seperti jalan raya, fasilitas air bersih, energi dan sebagainya, tidak ada perbedaan yang mencolok antara Kota Medan dengan Kota Palembang. Kedua kota juga telah memiliki jaringan gas perkotaan.

Penataan Kota


Untuk urusan penataan kota, boleh dibilang Medan lebih baik daripada Palembang. Salah satunya bisa dilihat dalam hal penataan pusat kota. Medan memiliki pusat kota yang yang terorganisir dengan baik. Kawasan pusat Kota Medan memiliki jaringan jalan yang memadai sehingga berbentuk grid bila dilihat dari udara. Selain itu di pusat Kota Medan juga banyak berdiri gedung-gedung tinggi. Berbeda dengan Kota Palembang yang dipusat kotanya kebanyakan hanya berdiri deretan ruko. Sementara gedung-gedung tinggi di Kota Palembang menyebar kemana-mana karena ketersediaan lahan yang tidak memadai di pusat kota. 
Bagikan Postingan Ini:

7 Objek Wisata Utama Kota Bukittinggi

Bukittinggi adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Barat. Kota ini berjarak sekitar 95,6 km dari Kota Padang, ibukota Sumatera Barat. Diantara kota-kota lainnya di Sumatera Barat, Bukittinggi adalah kota yang paling dikenal sebagai tujuan wisata. Banyak hal yang menjadikan kota Bukittinggi lebih menarik dijadikan tujuan wisata dibandingkan kota-kota lainnya di Sumatera Barat. Mulai dari nilai sejarah, letak geografis dan keindahan alamnya. .

Boleh dibilang Kota Bukittinggi memiliki destinasi wisata yang  beragam. Dari berbagai destinasi wisata di kota Bukittinggi, terdapat beberapa destinasi wisata yang menjelma menjadi pilihan utama bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota Bukittinggi. Berikut adalah 7 diantaranya yang paling pupuler.

1. Jam Gadang


Foto : Pelangiholiday.com

Bisa dibilang Jam Gadang merupakan salah satu monumen yang paling populer di Indonesia. Saat ini Jam Gadang merupakan ikon utama Kota Bukittinggi. Lokasi tempat Jam Gadang ini berada dijadikan sebagai titik nol kilomter Kota Bukittinggi. Jam Gadang berbentuk sebuah menara yang memiliki jam-jam berukuran besar pada keempat sisinya. Diamater masing-masing jam tersebut mencapai 80 cm.

Desain Jam Gadang dirancang oleh arsitek yang bernama Yazid Abidin Rajo Mangkuno. Tinggi Jam Gadang ini mencapai 26 meter dan terdiri dari beberapa lantai. Lantai paling atas difungsikan sebagai tempat penyimpanan bandul. Wisatawan dibolehkan untuk menaiki lantai Jam Gadang ini. Dari puncak Jam Gadang, kita dapat menikmati indahnya pemandangan Kota Bukittinggi.

2. Ngarai Sianok


Foto : Cumilebay.com

Ngarai Sianok merupakan sebuah lembah curam yang terletak di perbatasan Kota Bukittinggi dengan Kabupaten Agam. Ngarai Sianok menyajikan pemandangan alam yang indah sehingga menjadi salah satu objek wisata andalan Kota Bukittinggi. Lembahnya yang hijau dan aliran sungai yang jernih didasar lembahnya benar-benar memanjakan mata.

Sungai yang berada di dasar lembah Ngarai Sianok ini bernama Sungai Batang Sianok. Sungai ini bisa diarungi dengan menggunakan kano dan kayak. Di tepian aliran Sungai Batang Anai kita masih dapat menjumpai berbagai tanaman langka seperti rafflesia dan tanaman obat-obatan. Di sana juga dapat dijumpai sejumlah fauna seperti monyet ekor panjang, siamang, simpai, rusa, babi hutan, macan tutul dan tapir.

3. Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan


Foto : Rikadaniel.blogspot.com

Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan lebih dikenal dengan sebutan Kebun Bintang Bukittinggi. Lokasinya berada diatas bukit yang bernama Bukit Cubadak Bungkuak. Posisinya yang berada di pusat Kota Bukittinggi, membuat Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan ini begitu mudah dijangkau.

Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan merupakan salah satu kebun binatang tertua di Indonesia. Kebun Binatang ini dibangun oleh pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1900-an. Ketika pertama kali dibangun, Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan bernama stormpark (kebun bunga). Saat itu Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan sama sekali belum memiliki koleksi hewan. Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan baru memiliki koleksi hewan pada tahun 1929.

4. Janjang Saribu


Foto : Sidomi.com

Saat ini Janjang Saribu menjadi salah destinasi wisata yang paling diminati di Kota Bukittinggi. Keunikan dari Janjang Saribu ini adalah desainnya yang dibuat mirip seperti Great Wall atau Tembok Raksasa di China. Lokasi Janjang Saribu ini menuruni area Ngarai Sianok.

Dulu tidak terlalu banyak orang yang tertarik dengan objek wisata Janjang Saribu. Namun setelah dilakukan renovasi, barulah objek wisata ini menjadi semakin populer. Janjang Saribu ini memiliki panjang total 780 meter. Sedangkan lebarnya sekitar 2 meter.

5. Benteng Fort de Cock


Foto : Pegipegi.com

Ketika dibangun Oleh pemerintah Hindia Belanda, Benteng Fort de Cock difungsikan sebagai benteng pertahanan dari gempuran rakyat Minangkabau pada saat terjadi Perang Paderi. Sekarang lokasi di sekitar Benteng Fort de Cock telah dijadikan sebagai taman yang bernama Taman Kota Bukittinggi. Lokasi Benteng Fort de Cocok bersebelahan dengan Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan. Keduanya dihubungkan oleh sebuah jembatan yang bernama Jembatan Limpapeh.

6. Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta


Foto : Pegipegi.com

Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta diresmikan pada tahun 1995. Ini bukanlah rumah asli milik keluarga Bung Haatta. Rumah asli tempat kelahiran Bung Hatta telah runtuh pada tahun 1960-an. Namun desain Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta dibuat mengikuti bentuk rumah asli Bung Hatta yang didasarkan pada momoir Bung Hatta dan foto/dokumentasi milik keluarga Bung Hatta. Sebagian besar perabotan yang terdapat pada Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta merupakan barang-barang asli peninggalan masa kecil Bung Hatta yang didapatkan dari keluarga dan kerabat beliau.

7. Lobang Jepang


Foto : Kapanlagi.com

Lobang Jepang merupakan sebuah terowongan yang dibangun pada masa penjajahan Jepang yang difungsikan sebagai tempat perlindungan tentara Jepang.  Diperkirakan ada puluhan sampai ratusan ribu pekerja paksa (romusha) yang dikerahkan untuk membangun Lobang Jepang ini. Tenaga kerja paksa tersebut sebagian besar didatangkan dari Pulau Jawa. Saat ini Lobang Jepang telah menjadi sebuah destinasi wisata paling populer di Kota Bukittinggi. Pintu masuk ke Lobang Jepang terdapat dibeberapa lokasi, yaitu Ngarai Sianok, Taman Panorama, di samping Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta dan di Kebun Binatang Bukittinggi.
Bagikan Postingan Ini:

Pesona Kota Tembagapura di Puncak Papua

Tembagapura adalah salah satu distrik yang berada di Kabupaten Mimika, Papua. Distrik Tembagapura berada pada ketinggian lebih dari 2.000 m diatas permukaan laut. Tembagapura berada dekat dengan puncak tertinggi di Oceania, yaitu Gunung Grasberg yang ketinggiannya mencapai 4.200 m diatas permukaan laut. Selain Gunung Grasberg, disekitar Kota Tembagapura juga terdapat gunung lainnya yang bernama Gunung Ertsberg. Kedua gunung ini terkenal karena cadangan emas dan tembaga yang dimilikinya. Saat ini penambangan emas dan tembaga di kedua gunung tersebut dikelola oleh PT Freeport Indonesia. Lahirnya kota Tembagapura juga tidak terlepas dari aktivitas penambangan yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia. Itulah sebabnya mayoritas penduduk Kota Tembagapura merupakan karyawan dari PT Freeport Indonesia. 

Kota Tembagapura dari udara ( foto : panoramio.com )

Kota Tembagapura berada di lokasi yang cukup terpencil. Selain itu, kota ini tidak dapat diakses sembarangan. Untuk menuju Kota Tembagapura, kita hanya dapat mengunakan moda transportasi yang telah disediakan oleh oleh PT Freeport Indonesia (PTFI). Kita juga diwajibkan untuk mengurus berbagai perizinan. Kendati memiliki peraturan yang ketat, namun pada hakekatnya Kota Tembagapura dapat dikunjungi oleh masyarakat umum.

Ada dua moda transportasi yang disediakan untuk menuju Kota Tembagapura, yaitu helikopter dan bus. Helikopter dan bus yang disediakan dapat diakses dari Bandara Moses Kilangan, Mimika. Sebelumnya bandara ini dimiliki oleh PT Freport Indonesia. Namun akhirnya bandara ini dihibahkan oleh PT Freport Indonesia kepada pemerintah daerah terkait. Kita tidak dapat menentukan pilihan apakah ingin menggunakan moda transportasi helikopter atau bus untuk ke Kota Tembagapura. Semuanya ditentukan oleh otoritas bandara yang mewakili PT Freeport Indonesia.

Baik menggunakan helikopter atau bus, akan sama-sama menyajikan pemandangan alam yang menawan. Untuk itu perjalanan akan lebih menyenangkan bila dilakukan pada siang hari. Apabila menggunakan helikopter, anda akan disuguhi pemandangan barisan pemukitan yang diselimuti oleh hijaunya hutan hujan tropis. Disela-sela perbukitan tersebut tak jarang mengalir aliran sungai yang indah. Ada pula lokasi di mana anda dapat menikmati pemandangan  perkampungan penduduk asli Papua dari udara.

Perjalanan dengan bus juga tidak kalah menyenangkan. Kita juga dapat menikmati pemandangan yang indah. Pemandangan yang paling berkesan dimulai dari check point MP 66 (hidden valley). MP merupakan singkatan dari Mile Post. Dari hidden valley, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Kota Tembagapura sekitar 10 menit. Posisi hidden valley lebih tinggi dibandingkan Kota Tembagapura. Dari sini kita dapat melihat pemandangan indah Kota Tembagapura. Selama dalam perjalanan dari hidden valley menuju Tembagapura, akan ada pemandangan puluhan air terjun yang turun dari Gunung Aghawagon di sisi kanan kita. Sungguh akan memberikan sebuah pengalaman yang sangat berkesan.

Bus yang digunakan oleh PT Freport bukanlah bus biasa. Bus tersebut dirancang agar dapat melewati jalur esktrim dengan perjalanan yang menanjak perbukitan dan gunung. Bus ini juga memiliki suspensi yang bagus, sehingga guncangannya tidak terlalu terasa meskipun melintasi jalur yang ekstrim. Satu lagi, bus ini dibuat anti peluru demi menyiasati berbagai teror yang masih dijumpai di tanah Papua.

Bus khusus milik PT Freport Indonesia (foto : puspasiagian.com)

Kondisi Kota Tembagapura sangat kontras bila dibandingkan dengan distrik atau kota kecamatan lainnya di Indonesia. Tata Kota Tembagapura sangatlah baik. Bahkan sekilas seperti kota-kota di negara maju. Selain tata kota yang sangat baik, fasilitas di Kota Tembagapura juga cukup lengkap. Kota ini telah memiliki berbagai fasilitas  standar untuk kawasan perkotaan, seperti sekolah, tempat ibadah, rumah sakit, fasilitas olahraga, pusat perbelanjaan, taman bermain, pembangkit listrik, pengolahan air bersih dll. Hal inilah yang membuat Kota Tembagapura terasa istimewa. Ditengah hutan belantara, ternyata ada sebuah kota yang indah dengan fasilitas yang lengkap.

Referensi :

  1. http://www.kompasiana.com/riosuperstar/tembagapura-kota-pertambangan-yang-memesona-di-papua_55281ea3f17e61911b8b45bc
  2. http://www.padusi.com/ani/comment/?id=B0000074
Bagikan Postingan Ini:

Kota Tertua di Indonesia adalah Palembang


Palembang adalah ibukota dari Provinsi Sumatera Selatan. Dilihat dari segi jumlah penduduk, Palembang merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2015, populasi Kota Palembang mencapai 1.580.517 jiwa. Untuk di pulau Sumatera, hanya Kota Medan yang memiliki populasi yang lebih besar dibandingkan Kota Palembang. Kota yang terkenal dengan Jembatan Ampera ini memiliki wilayah dengan luas 358,55 km persegi.

Sebagai sebuah kota, Palembang memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota ini merupakan bekas ibukota dari salah satu kerajaan bahari paling tersohor di Asia Tenggara, yaitu Kerajaan Sriwijaya. Itulah sebabnya Kota Palembang dijuluki juga sebagai Bumi Sriwijaya. Hari jadi kota Palembang ditarik berdasarkan tulisan yang terdapat pada prasasti Kedukan Bukit. Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang. Prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu Kuna. Salah satu tulisan pada prasasti Kedukan Bukit menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota pada tanggal 16 Juni 683. Tanggal tersebut akhirnya dijadikan sebagai rujukan untuk menentukan hari jadi Kota Palembang. Dengan usianya yang saat telah lebih dari 1333 tahun, menjadikan Kota Palembang sebagai kota tertua di Indonesia.

Baca juga : 10 Gedung Tertinggi di Kota Palembang

Berbagai peristiwa sejarah telah dialami oleh Kota Palembang karena usianya yang sudah sangat panjang. Kota Palembang pernah menjadi kota yang sangat penting pada masa Kerajaan Sriwijaya. Ini karena Kerajaaan Sriwijaya menjadikan Kota Palembang sebagai pusat pusa perdagangan. Namun serangan Rajendra Chola dari Kerajaan Chola pada tahun 1025, menyebabkan Kota Palembang hanya menjadi pelabuhan sederhana yang tidak berarti lagi bagi para pedagang asing. Pada abad ke-15, Kota Palembang sempat diduduki oleh perompak Chen Zuyi dari Tiongkok, sebelum akhirnya berhasil ditumbas oleh armada Laksama Cheng Ho pada tahun tahun 1407. Palembang muncul sebagai sebuah kesultanan pada pada tahun 1659. Namun Kesultanan Palembang akhirnya dihapuskan oleh pemerintahan Hindia Belanda. Belanda kemudian menjadikan Palembang sebagai sebuah karesidenan.

Baca juga : Inilah Kota Tertinggi di Indonesia

Saat ini Palembang telah menjelma menjadi sebuah kota metropolitan. Selain mencatat sejarah sebagai kota tertua di Indonesia, berbagai catatan sejarah lainnya juga pernah ditorehkan oleh kota Palembang. Salah satunya adalah menjadi tuan rumah penyelenggara SEA Games pertama di luar Jakarta pada tahun 2011 lalu. Selain itu dalam waktu dekat, Palembang akan menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki transportasi perkotaan jenis LRT (Light Rail Transit). Pembangunannya diperkirakan selesai pada awal 2018 mendatang.

 Kita doakan semoga Kota Palembang terus maju dan menjadi salah satu kota yang terdepan di Indonesia.

Referensi :
Wikipedia.org
Palembang.go.id
Bagikan Postingan Ini:

Gedung-Gedung yang Pernah Berstatus Tertinggi di Kota Jakarta

Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia. Karena statusnya tersebut, perkembangan Kota Jakarta seringkali menjadi yang terdepan dibandingkan kota-kota lainnya di Indonesia, termasuk dalam perkembangan pembangunan gedung-gedung tinggi. Sudah bukan rahasia lagi bahwa Jakarta merupakan kota yang memiliki gedung tinggi terbanyak di Indonesia. Bahkan jika gedung-gedung tinggi di kota lain di Indonesia digabungkan, belum mampu untuk melampui jumlah gedung tinggi di Kota Jakarta.

Baca juga : 10 Gedung Tertinggi di Kota Jakarta

Beberapa gedung tinggi tercatat pernah memegang status sebagai yang tertinggi di Kota Jakarta. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah daftar gedung-gedung yang dimaksud.

Hotel Indonesia

Foto : Wikimapia.org

Hotel Indonesia merupakan gedung tinggi pertama di Jakarta bahkan di Indonesia. Gedung ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 15 Agustus 1962 dan merupakan hotel berbintang pertama di Kota Jakarta. Tujuan dibangunnya Hotel Indonesia adalah untuk menyambut tamu-tamu penting pada perhelatan Asian Games ke-4 tahun 1962. Desain Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Amerika bernama Abel Sorensen dan istrinya Wendy. Hotel ini ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 tanggal 29 Maret 1993.

Sarinah

Foto : Siloka.com

Sarinah diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 15 Agustus 1966. Gedung ini terdiri 15 lantai dengan ketinggian 74 meter. Sarinah merupakan pusat perbelanjaan pertama di Indonesia. Nama Sarinah berasal dari nama pengasuh Soekarno pada masa kecil. Pembangunan gedung ini digagas langsung oleh Presiden Soekarno setelah lawatannya kesejumlah negara yang telah terlebih dahulu memiliki pusat-pusat perbelanjaan modern. Pusat perbelanjaan Sarinah dibangun dengan tujuan untuk menghadirkan barang-barang murah bagi masyarakat dengan mutu yang bagus. Sama seperti Hotel Indonesia, desain Sarinah juga dirancang oleh Abel Sorensen.

Wisma Nusantara

Foto : Wikipedia.org

Wisma Nusantara mengambil alih status gedung tertinggi di Kota Jakarta dari Sarinah pada tahun 1967. Wisma Nusantara adalah sebuah gedung perkantoran setinggi 117 meter dan terdiri dari 30 lantai. Gedung ini merupakan gedung pertama di Jakarta dan Indonesia yang memiliki ketinggian diatas 100 meter. Arsitek yang merancang gedung Wisma Nusantara ini bernama Wiratman Wangsadinata.

Graha Mandiri

Foto : Indoplaces.com

Pada tahun 1983, Jakarta meresmikan sebuah gedung yang lebih tinggi dibandingkan Wisma Nusantara. Gedung tersebut  bernama Graha Mandiri. Graha Mandiri merupakan sebuah gedung perkantoran setinggi 144 meter dan terdiri dari 32 lantai. Graha Mandiri memegang status gedung tertinggi di Kota Jakarta hingga tahun 1996, sebelum akhirnya diambil alih oleh Wisma 46.

Wisma 46

Foto : Skyscrapercity.com

Dari tahun 1996 hingga tahun 2015, Wisma 46 memegang status sebagai gedung tertinggi di Jakarta dan di Indonesia. Meski saat ini Wisma 46 sudah tidak lagi berstatus sebagai gedung tertinggi di Jakarta, namun gedung ini masih menjadi salah satu landmark utama kota Jakarta karena desainnya yang unik. Wisma 46 merupakan sebuah gedung perkantoran dengan ketinggian 262 meter dan terdiri dari 51 lantai. Gedung ini dirancang oleh Zeidler Roberts Partnership (Zeidler Partnership Architects) dan DP Architects Private Ltd.

Gama Tower

Gama Tower, salah satu gedung tertinggi di Kota Jakarta
Foto : Tirto.id

Gama Tower adalah gedung tertinggi di Jakarta dan Indonesia untuk saat ini. Struktur bangunan Gama Tower ini selesai dibangun pada tahun 2015 lalu. Gedung ini terdiri dari 69 lantai dengan ketinggian 288,6 meter. Fungsinya adalah sebagai gedung perkantoran dan hotel. Gedung ini dirancang oleh PT Sekawan DesignInc Arsitek.
Bagikan Postingan Ini:

Sekilas Tentang Kota Kupang

Kota Kupang merupakan kota otonom terbesar di provinsi NTT ( Nusa Tenggara Timur ). Kota ini juga merupakan ibukota dari provinsi NTT. Kota Kupang memiliki luas wilayah 180,27 km persegi dengan jumlah penduduk sekitar 450.360 jiwa berdasarkan data kependudukan tahun 2014. Secara geografis, Kota Kupang berada di Pulau Timor, tepatnya dibagian barat laut Pulau Timor. Kota ini terbagi menjadi 6 kecamatan dan 51 kelurahan.

Kota Kupang dari udara ( foto : lintasntt.com )

Nama Kota Kupang berasal dari nama seorang raja, yaitu Nai Kopan atau Lai Kopan. Oleh orang-orang Belanda, Lai Kopan dikenal dengan sebutan Koepan. Kemudian dalam perkembangannya, kata Koepan berubah menjadi Kupang. Hari jadi Kota Kupang diperingati setiap tanggal 23 April. Saat ini Kota Kupang telah menginjak usia lebih dari 130 tahun. Penepatan hari jadi Kota Kupang didasarkan pada penetapan batas-batas Kota Kupang yang diterbitkan pada staablad nomor 171 tahun 1886. Pada saat itu Kota Kupang merupakan pusat pemerintahan dari Karesidenan Timor (Timor en Onderhoorigheden). Karesidenan Timor sendiri dipimpin oleh seorang residen bernama J.A. Hazaart.

Kota Kupang memiliki perjalanan yang cukup panjang agar bisa menjadi kota otonom seperti sekarang ini. Sebelumnya Kota Kupang hanyalah sebuah kecamatan yang berada dalam wilayah Kabupaten Kupang. Pada tahun 1978, Kecamatan Kupang kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif Kupang berdasarkan PP Nomor 22 tahun 1978. Drs. Mesakh Amalo merupakan orang pertama yang diangkat menjadi walikota administratif pertama Kota Kupang. Selanjutnya Kota Kupang ditetapkan menjadi kotamadya berdasarkan UU Nomor 5 tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II yang tertuang dalam Lembaran Negara RI Nomor 3632 tahun 1996. Peresmian terbentuknya Kotamadya Kupang dilakukan pada tanggal 25 April 1996 oleh Moh. Yogi SM yang merupakan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) saat itu.

Bila dilihat berdasarkan komposisi suku, Kota Kupang merupakan kota yang cukup heterogen. Suku yang memiliki jumlah paling signifikan di Kota Kupang adalah suku Timor, Rote, Sabu, Tionghoa dan Flores. Selain itu juga ada sebagian kecil pendatang yang berasal dari suku Ambon, Jawa, Bugis dan Bali.

Kota Kupang memiliki banyak destinasi wisata menarik. Diantaranya adalah Pantai Lasiana, Pantai Nunsui, Goa Krital, Ekowisata Mangrove, Makam Raja-Raja Taebenu dll. Bandara Internasional El Tari merupakan pintu masuk utama wisatawan ke Kota Kupang. Nama bandara ini diambil dari nama gubernur provinsi NTT yang ke-2. Untuk urusan akomodasi, saat ini terdapat sekitar 65 hotel di Kota Kupang yang terdiri atas kelas melati hingga hotel berbintang 4.

Bagikan Postingan Ini:

Popular Posts

Archives

Recent Posts